Banyak orang yang berkata bahwa anak kecil adalah miniature orang dewasa. Ternyata itu benar dan telah saya buktikan sendiri saat saya melakukan observasi ke TK yang berada di Kota rantauan saya. Pada saat itu ada 4 anak  di dalam kelas (Nafi', Hafidz, Abi, Dendy) yang bermain puzzle sebelum bel masuk kelas berbunyi. Karena saya telah beberapa kali observasi di TK itu, jadi anak-anak yang bermain tidak terganggu dengan kedatangan saya dan dengan cepat saya dan anak-anak dapat membaur.
Sekitar 10 menitan, datanglah teman mereka  (Arya) yang baru datang dan langsung ikut bermain. Tetapi mainan kesukaan Arya telah dibuat mainan oleh Tama. Dan Arya pun bilang kepada Nafi. Arya "Fi, mainanku dibuat mainan sama Tama". Nafi pun menjawab "gak apa-apa. Kamu mainan saja sama Tama. Tama anaknya enakan kalau bermain. Sana, main saja sama Tama". Dan Nafi pun mendekati Tama, "Tama, Arya itu ajak main. Mainan yang kamu pegang itu mainan kesukaan Arya" kata Nafi ke Tama.
Saya mendengar dialog diantara mereka hanya tersenyum, dan saya pun baru mengetahui. Bahwa anak kecil juga dapat melakukan apa yang biasanya dilakukan orang dewasa. Dan saya salut kepada Nafi. Meskipun dia masih kecil, tapi dia sudah mampu menolong temannya Arya).
Dari kejadian itu, saya mendapati sebuah pelajaran, yaitu interaksi sosial yang berupa keterampilan hubungan (berkomunikasi).  Mengajari berkomunikasi pada anak usia dini  dapat dilakukan dengan 5 cara, diantarnya:
- Berikan pemahaman kepada anak bahwa anak perlu bantuan orang lain
- Berikan proyek kepada anak dengan temannya. Misalkan: memindahkan kursi, membersihkan ruang kelas, dll.
- Ajak anak untuk melakukan presentasi, yang bertujuan untuk mengembangkan mental dan keberanian dalam mengemukakan pendapat
- Berikan kesempatan kepada anak untuk berteman dengan siapa saja
- Ajak anak untuk bermain peran, yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan efikasi diri pada anak
