Pemerintah melalui PLN sedang menjalankan proyek konversi kompor LPG ke kompor induksi. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor LPG serta memberikan alternatif sumber energi yang ramah lingkungan.
Pada akhir Juli lalu pemerintah telah membagikan 2000 kompor induksi gratis pada masyarakat menengah kebawah dan pelaku UMKM di Surakarta dan Denpasar.Â
Menurut website resmi PLN, pada tahun ini PLN akan menyasar 300.000 pelanggannya di seluruh Indonesia untuk program konversi ini.Â
PLN juga berharap pada tahun 2025 mendatang 15,3 juta pelanggan bisa beralih dari kompor LPG ke kompor induksi.
Untuk memantapkan kebijakan ini pemerintah juga melakukan promo tambah daya murah untuk pelanggan 450 watt dan 900 watt hingga akhir Desember 2022 mendatang.
Kebijakan ini menggembirakan bagi sebagian kalangan namun juga menkhawatirkan bagi kalangan lain.
Kalangan yang mendukung kebijakan ini antara lain masyarakat yang memperoleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan UMKM yang telah diberi bantuan pemerintah. Sedangkan warga lain yang belum mengetahui manfaat kompor induksi ini justru cemas akan kebijakan ini.
Apa saja yang dicemaskan Warga?
1. Tidak semua proses memasak warga bisa menggunakan kompor induksi
Konversi kompor LPG ke kompor induksi membuat warga cemas karena tidak semua proses memasak warga bisa dilakukan menggunakan kompor induksi.
Sebagai contoh warga dengan usaha makanan yang proses memasaknya harus menggunakan tungku-tungku besar. Warga sangsi kompor induksi mampu menahan beban masakan, nasi misalnya  yang sekali memasak bisa mencapai belasan kilogram.