Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Agama Harus Berparadigma Positif

19 Maret 2021   13:30 Diperbarui: 19 Maret 2021   13:48 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita semua tahu bahwa agama adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Bukan saja karena agama menjadi dasar dari ilmu pengetahuan dan berkembang menjadi ahlak, dank arena ahlaklah seorang manusia berkembang dan memiliki peran yang baik bagi sekitarnya.

Fungsi agama antara lain menselaraskan hubungan kita dengan Allah dan hubungan kita dengan sekitar. Beberapa agama juga mengajarkan tidak hanya hubungan dengan Allah dan sesama saja yang penting tapi juga hubungan yang baik dengan alam sekitar juga harus dipelihara. Goals dari pemeliharaan hubungan ini adalah sikap bijak, cara berfikir yang santun dan menghormati dan mencintai semua mahluk. Karena inti dari semua ajaran agama adalah kebaikan.

Namun seringkali kita bertemu dengan pihak yang memiliki paradigm agama yang sempit secara fungsional, khususnya dalam pendidikan agama. Pihak yang memiliki paradigm agama sempit seringkali mengajarkan ke anak sekolah bahwa agama hanya untuk tujuan akhirat semata, dan melupakan tujuan sosial kemasyarakatan.

Karena paradigm yang sempit inilah seringkali para pihak dan akhirnya anak didik terjebak pada prespektif keagamaan sempit dengan memenggal teks teks agama dan melupakan konteks. Teks-teks dalam kitab suci selalu diartikan secara an sich dan melupakan konteks masa lalu dan kekinian. Kita mengambil contoh pada masa Nabi Muhammad hidup di Makkah, seringkali suku dan orang berkeyakinan berbeda dengan Islam menyerangnya dan karena itu para sahabat mempertahankan diri denngan senjata juga. Namun sejatinnya untuk masa sekarang keadaannya sungguh berbeda namun teks-teks ini seringkali menjadi dasar bagi tindakantindakan kekerasan. Dalam konteks yang lebih luas adalah benih-benih intoleransi yang mengatasnamakan agama ini sering  berkembang menjadi tindakan kekerasan . Dalam beberapa kasus malah menjelma menjadi terorisme.

Paradigma agama yang menyempit ini akhirnya menutup perilaku etika kepada sesama yang berbeda, menghargai relasi-relasi sosial yang dibangun dan toleransi. Komponen-komponen ini sangat penting bangi kehidupan berbangsa dan bernegara, karena jika kita memahami relasi sosial dan menghargai toleransi dengan baik maka kita punya kehidupan lingkungan sosial yang baik dan berparadigma positif.

Itulah yang sebenarnya diharapkan dari pendidikan agama kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun