Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saling Menghargai adalah Pangkal Toleransi

29 Januari 2021   17:12 Diperbarui: 29 Januari 2021   17:22 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda pernah ke Bali ? Mungkin pernah, mungkin juga belum sempat. Ya, sebagian besar dari kita memang sempat menginjakkan kaki di pulau Dewata itu sekadar berlibur, membuat penelitian atau sebagai tempat kuliah lapangan bagi para mahasiswa pariwisata. Ada yang satu kali ke sana, ada yang beberapa kali bahkan ada yang pernah tinggal di sana.

JIka anda beberapa kali ke sana atau malah pernah tinggal disana, apa yang ada petik dari kehidupan di Bali? Sebagian besar akan menjawab bahwa dunia seni dan adat istiadat teramat kuat di Bali. Sehingga dua hal itu menjadi salah satu bagian yang menarik untuk dinikmati para wisatawan lokal maupun mancanegara selain alamnya yang indah.

Sebenarnya ada yang terlewat dari dua hal itu dari pengamatan kita soal Bali, yaitu kehidupan bermasyarakatnya yang sangat toleran. Ini agak berbeda dengan beberapa daerah lain yang punya adat istiadat lokal yang juga kuat seperti sebuah provinsi di Sumatera yang punya adat lokal dan agama yang kuat namun cenderung berkembang menjadi intoleran terhadap pihak yang berbeda. Kita bisa sebutkan di sini kasus murid sekolah non muslim yang karena peraturan sekolah mengharuskan mereka berjilbab, akhirnya mereka berjilbab meski secara sukarela. Kondisi seperti ini seharusnya tidak terjadi di negara yang sangat multiras dan multi agama seperti Indonesia.

Tapi tengoklah Bali. Bali dengan segala gemerlap karena pariwisata, keindahan alam dan pesona adat istiadatnya, mereka memegang teguh adat namun sekaligus toleran terhadap pihak lain yang berbeda. Jarang kita dengar mereka melarang pihak lain mendirikan rumah ibadah, baik masjid ataupun gereja. Bahkan bupati Badung -- salah satu kabupaten kaya karena PAD dari sektor pariwisatanya cukup tinggi- memiliki program untuk membangun beberapa ratus masjid di kabupaten itu untuk menunjang umat muslim dalam beribadah.

Kebijakan lain yang juga menghargai dua pihak yang berbeda adalah kebijakan untuk mengenakan pakaian adat Bali pada hari Kamis atau hari yang ditentukan kepala daerah di sana. Pada hari yang ditentukan saja mereka termasuk para murid dan pegawai untuk berpakaian adat, sedangkan hari lain mereka berseragam biasa. Ini sangat berbeda dengan kebijakan memakai jilbab pada murid seperti yang diceritakan di atas.

Dari  berbagai ilustrasi ini kita bisa tarik kesimpulan bahwa kemauan untuk bertoleransi itu tergantung niat kita dan juga bagaimana kita menerjemahkan dan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan bernegara. Sebenarnya tidak terlalu rumit, yaitu agar kita lebih bisa menghargai dan menghormati perbedaan yang dimiliki warga negara lain.

Dengan pemahaman dan implementasi yang benar, inshaallah kita bisa mewujudkan bangsa yang toleran dan sejahtera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun