Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ulama dan Pendaran Bening Darinya

3 Desember 2020   02:00 Diperbarui: 3 Desember 2020   02:13 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah keluarga, kerap seorang ayah menjadi idola anak-anaknya.Bukan saja karena sosok pencari nafkah bagi keluarga, namun karena sikap, tutur kata dan perilakunya menunjukkan keteladanan yang sulit ditemukan anak-anaknya dari orang lain atau lingkungan lain.

Sang ayah mungkin saja tidak menganggap itu sebagai hal besar karena untuk semua orangtua, berperilaku dan bertutur kata yang baik merupakan kewajiban yang harus dilakukan mereka bagi anak-anaknya. Sebagai orangtua dan pemimpin keluarga mereka punya kewajiban untuk menanamkan nilai-nilai yang baik demi masa depan anak-anaknya.

Ini juga yang seharusnya dilakukan oleh semua pemimpin di negara ini yaitu menjadi panutan dan teladan bagi orang-orang yang dia pimpin. Baik sebagai pemimpin lembaga tinggi pemerintahan atau birokrasi, pemimpin universitas, pemimpin daerah (kepala daerah) sampai kepada pemimin umat alias para tokoh agama (apapun) termasuk ulama, pendeta, room, dll.

Seorang pemimpin yang saya sebutkan di atas, pasti punya kewajiban untuk memberikan sikap, tutur kata dan perilaku yang santun dan baik kepada lingkungan sekitar. Sulit bagi kita semisal seorang pemimpin universitas punya perilaku yang tidak patut dicontoh. 

Dia akan dicerca, tidak saja oleh para koleganya tetapi juga para anak didiknya Anak didik  seharusnya melihat keteladanan pada sikap dan perilaku pemimin universitas itu karena sebagai lembaga pendidikan, sebuah universitas pasti punya kewajiban memberi nilai-nilai pengajaran yang baik kepada anak didiknya.

Begitu juga para pemimpin agama termasuk pada ustaz, penceramah agama seperti dai dsb. Mereka adalah garda terdepan dalam memberi pengayaan masyarakat dalam hal nilai-nilai agama, bagaimana seharusnya hubungan manusia dengan Allah, relasi manusia dengan manusia sesuai dengan akidah agama dan sebagainya. Intinya mereka memberikan arah dalam proses transmisi dan internalisasi nilai-nilai agama.

 Guru dan penceramah agama memberikan pengayaan dan inspirasi kepada umat soal hubungan baik dengan sesama dan bagaimana beribadah dengan benar untuk memelihara hubungan kita dengan Yang Di Atas. Guru dan penceramah agama punya kekuatan untuk meneruskan pendaran kebaikan Allah yang tercermin pada manusia kepada lingkungan sekitarnya.  

Karena itu, aneh rasanya jika seorang atau pihak tertentu dengan profil tokoh agama memberikan pendaran atau nilai-nilai negative kepada umat. Semisal ujaran yang tak sopan atau gemar mengkafir-kafirka orang yang tidak saja yang berbeda agama, tapi juga yang beragama sama namun yang seagama namun berbeda cara.

Agama apapun mengajarkan kebaikan dan bukan konflik. Ajaran dan dakwah seharusnya merangkut bukan memukul. Dakwah yang baik seharusnya punya pendaran cahaya bening, bukan muram.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun