Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ulama dan Upaya Mempertahankan NKRI

21 Maret 2018   06:47 Diperbarui: 21 Maret 2018   08:06 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
NKRI Harga Mati - cyberdakwah.com

Kita semua tentu sepakat, bahwa perjalanan Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran para ulama. Ketika masa perjuangan kemerdekaan, kita mengenal tokoh seperti KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahab Hasbullah, yang menggelorakan semangat nasionalisme. Melalui semangat itu pula, para santri juga ikut berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Hal itu dilakukan karena mencintai tanah air merupakan bagian dari iman. Dan perjuangan 10 November merupakan bukti, bahwa para ulama dan santri juga mempunyai kontribusi dalam mengusir penjajah.

Setelah kemerdekaan didapat, girilan bagaimana mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang sifatnya positif. Para ulama juga tidak tinggal diam. Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang mempunyai banyak ulama, memberikan kontribusi melalui pesantren dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. Ketika itu itu, pendidikan menjadi hal yang penting, agar generasi penerus menjadi generasi yang pandai. Dan hasilnya, juga masih bisa dirasakan hingga saat ini.

Hingga saat ini, para ulama juga mulai masuk di setiap lini kehidupan. Apa maksudnya? Memberikan tuntunan kepada masyarakat. Wejangan para ulama harus menyejukkan, agar masyarakat yang marah tidak menjadi marah, agar masyarakat yang benci tidak lagi membenci. Ulama harus menjelaskan secara obyektif kepada masyarakat, agar masyarakat bisa berpikir secara logis dan benar. Melalui peran ulama inilah, diharapkan masyarakat tidak lagi tersesat ke jalan yang tidak di ridhoi oleh Allah SWT.

Untuk itulah, di tahun politik seperti sekarang ini, ketika berbagai kepentingan saling beradu, berpotensi masyarakat menjadi pragmatis. Tak jarang, masyarakat bisa menjadi tidak realistis lagi dalam menghadapi momentum pilkada serentak dan pilpres 2019 mendatang. Bahkan, tidak sedikit pula oknum yang mengatasnamakan ulama, justru tidak memberikan kesejukan. Oknum ini justru aktif menebar kebencian, bahkan tak jarang melakukan persekusi. Dan masyarakat diharapkan juga bisa memahami, oknum ulama yang banyak muncul ini sebaiknya tidak diikuti segala apa yang dianjurkan. Kenapa? Karena Indonesia adalah satu. Indonesia adalah negara besar dengan berbagai keanekaragaman budaya, yang harus tetap dilestarikan.

Keberagaman ini seringkali dipersoalkan oleh kelompok radikal. Provokasi dan propaganda yang mereka lakukan, masih terjadi hingga saat ini. Ironisnya, kelompok ini juga mengaku muslim dan mengklaim segala hal yang mereka lakukan, merupakan bagian dari penegakan agama. Jika yang dilakukan adalah saling toleransi dan menjaga kerukunan, mungkin semua orang akan memberikan dukungan 100 persen. Namun jika yang dilakukan justru sebaliknya, tentu akan muncul sebuah pertanyaan besar.

Marilah kita jaga negara kita, agar tetap terus bersatu. Mari kita terus pertahankan toleransi dan kerukunan antar umat, yang selama ini sudah terjadi. Para ulama harus terus aktif melakukan pencerahan yang menyejukkan, agar masyarakat tidak mudah terprovokasi sentiment SARA yang akhir-akhir ini sering muncul jelang pilkada dan pilpres. Ulama dan umara juga harus sinergis membangun negeri, agar keadilan sosial yang diinginkan bisa dirasakan oleh semua masyarakat Indonesia. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun