Terima kasih untuk teman-teman yang sudah bersedia mampir di sini.
Perkenalkan, namaku Anis Safitri. Dalam beberapa alamat/username tertentu aku sering menuliskan irtifassina, yang tak lain adalah penulisan terbalik dari namaku. Â
Mengapa pilih menulis?
Sebuah pertanyaan yang perlu lima detik untuk memikirkan jawabannya. Singkatnya, karena aku suka. Dengan menulis, aku seperti punya wadah untuk curhat/menuangkan apa yang ada di pikiran, dari yang penting hingga tidak penting.
Aku kadang menulis di Kompasiana, kadang juga di Instagram, kadang juga di platform lain. Menulis membuatku lega. Jika sebelumnya aku sedang menahan marah, kesal, dan kecewa, maka menulis membuatku melupakan separuh dari marah, kesal, dan kecewa itu. Kadang-kadang saat senang aku juga menulis.Â
Lalu, dengan melihat banyaknya content creator di Instagram yang membuat konten dengan begitu kreatif, aku ingin belajar juga. Aku penasaran dengan manfaat hashtag di takarir, cara membuat desain postingan yang simpel dan mudah dibaca, serta mengoptimalkan konten dengan analisis insight dsb.Â
Ada seorang content creator yang pernah berkata jika tujuannya membuat konten ialah untuk memanfaatkan privilege yang ia punya. Jika ia punya privilege untuk membaca sebuah buku bagus, maka ia ingin membagikannya ke orang lain melalui postingannya. Jika ia punya pengalaman unik, absurd, berkesan, dan pahit, selagi ada hikmah yang sekiranya bisa diambil orang lain, maka ia akan membagikannya lewat media sosialnya. Dari situlah aku juga ingin memanfaatkan privilege-ku. Mungkin belum semua orang bisa merasakan kuliah, belum berkesempatan membaca buku A, belum sempat belajar bahasa, atau belum sempat merasakan pengalaman X.Â
Aku pun belum pandai menguasai pengalaman A, belum bisa ilmu B, atau belum pernah merasakan pengalaman C. Oleh karena itu, ada banyak content creator di media sosial yang bisa kita ambil ilmunya.Â