Mohon tunggu...
Ani Septia Hapsari
Ani Septia Hapsari Mohon Tunggu... Lainnya - 2053034003

Nama : Ani Septia Hapsari NPM : 2053034003 Kelas : Geografi Ganjil (A) Prodi : Pendidikan Geografi Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tren Skincare Masa Kini, Akankah Mengulang Fenomena Fast Fashion?

1 Juni 2023   20:00 Diperbarui: 1 Juni 2023   20:02 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sebagian dari kita mungkin sudah paham betul apa yang dimaksud dengan fast fashion, fenomena krusial yang diperkirakan akan menjadi penyokong limbah terbesar setelah limbah rumah tangga dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang. Dilansir dari  zerowaste.id Fast Fashion adalah istilah yang digunakan oleh industri tekstil yang memiliki berbagai model fashion yang silih berganti dalam waktu yang sangat singkat, serta menggunakan bahan baku yang berkualitas buruk, sehingga tidak tahan lama.

Tak ingin kalah dari industri tekstil, Industri perawatan wajah (skincare) dalam kurun waktu beberapa tahun ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berkembangnya industri skincare tidak lepas dari meningkatnya kesadaran untuk merawat diri dan adanya pengaruh dari sosok beauty vlogger atau influencer melalui sosial media. Perkembangan ini tentunya juga memiliki dampak positif dalam membantu menyokong perekonomian negara.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Grand View Research, industri perawatan kulit diproyeksikan mencapai 183,03 miliar USD pada tahun 2025, mengacu  pada Compounded annual growth rate (CAGR) atau tingkat pertumbuhan per tahun selama rentang periode waktu tertentu sebesar 4,4%. Secara relativitas, industri perawatan kulit bernilai 148,3 miliar USD , nilai ini berbanding jauh dengan nilai industri tata rias (make up) yang sekarang hanya bernilai 89,5 miliar USD.

Nilai industri perawatan kulit hampir dua kali lipat dibandingkan dengan industri tata rias, yang pertumbuhannya sangat lambat sejak awal 2010-an. Konsumen tidak lagi mengutamakan penggunaan kosmetik, melainkan mengutamakan perawatan kulit.

Apa Itu Fast Beauty?

Istilah "fast beauty" biasanya berlaku untuk perusahaan yang memprioritaskan untuk tetap mengikuti tren dengan secara drastis memangkas waktu penyelesaian yang biasanya diperlukan dari konsepsi produk hingga peluncuran. Dalam pasar beauty yang sangat kompetitif dan didorong oleh inovasi, jenis ketangkasan ini bisa menjadi sangat penting bagi kesuksesan brand yang sedang berkembang. Brand fast beauty dapat merilis produk dengan cepat dan produknya serupa dengan produk kecantikan yang sedang tren, dengan warna dan kemasan menarik, harga yang terjangkau, dan kualitas yang relatif.

Dengan teknik marketing tersebut, tentu menghasilkan efek negatif yang berbahaya bagi lingkungan. Dibalik proses produksi, distribusi, dan pengangkutan produk perawatan kulit menghasilkan jutaan produk yang tidak terjual, kedaluwarsa, rusak, atau dikembalikan yang selanjutnya akan menjadi limbah dan dibuang ke salah satu dari banyak tempat pembuangan sampah di seluruh dunia. TPA ini terus menginfeksi lingkungan sekitarnya dengan partikel beracun, polutan udara berbahaya, dan bahan non-biodegradable yang membutuhkan waktu jutaan tahun untuk terurai.

Hal ini tidak hanya akan merusak lingkungan secara fisik tetapi juga organisme hidup di sekitarnya. Banyak dari kita yang cukup beruntung tidak harus tinggal di dekat TPA, tetapi bayangkan negara berkembang yang TPA-nya tidak terpisah dari lingkungan hidup mereka. Bayangkan efeknya terhadap kesehatan, perkembangan, dan masa hidup mereka.

Solusi Menanggulangi Fast Beauty

Lalu, bagaimana seharusnya kita sebagai konsumen menyikapi fenomena kecantikan yang pesat ini? Bukankah kondisi ini menjadi tanggung jawab mereka sebagai produsen produk? Tentu tidak, kita sebagai konsumen juga memiliki kekuatan yang juga menentukan arah industri. Kita dapat mengontrolnya dengan melalui respon konsumen. Keputusan merek kecantikan lokal dan global untuk meluncurkan produk akan didasarkan pada respon konsumen terhadap rilisan produk sebelumnya. Respons yang baik memungkinkan sebuah brand untuk mengalokasikan modal demi peluncuran produk selanjutnya dan juga menggambarkan konsumen siap menerima produk baru tersebut, begitupun sebaliknya.

Kata “fast” untuk fast fashion atau fast beauty tidak hanya berarti waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi dan merilis produk, tetapi juga mengacu pada proses pengambilan keputusan konsumen saat membeli produk tersebut. Tentu saja, diskon memang menggoda, tetapi seperti semua hal lain dalam hidup, pilihan yang dipikirkan dengan matang dan berdasarkan informasi akan menghasilkan pilihan yang lebih sesuai dengan kebutuhan kita. Jadi sesuaikanlah pembelian skincare dengan kebutuhan kulit dan bijak dalam membeli produk skincare agar tetap dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan hidup kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun