Mohon tunggu...
Ani Septia Hapsari
Ani Septia Hapsari Mohon Tunggu... Lainnya - 2053034003

Nama : Ani Septia Hapsari NPM : 2053034003 Kelas : Geografi Ganjil (A) Prodi : Pendidikan Geografi Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Selanjutnya

Tutup

Nature

Remaja Dobrak Isu Perubahan Iklim

19 Desember 2020   13:55 Diperbarui: 20 Desember 2020   19:58 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dewasa ini, banyak sekali perubahan-perubahan iklim yang dapat dirasakan seperti berubahnya cuaca, suhu, pola angin, curah hujan, dan berbagai efek lainnya secara drastis. Hal ini tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aktifitas manusia, seperti pada sektor industrial, kebijakan-kebijakan ekonomi yang merusak lingkungan, serta tingkah laku dan pola hidup manusia yang sedikit banyak berpengaruh bagi perubahan iklim dunia.

Dilansir dari ditjenppi.menlhk.go.id konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Changes/UNFCCC) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan iklim yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global. Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah komposisi material atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang diantaranya terdiri dari Karbon Dioksida, Metana, Nitrogen, dan sebagainya.

Darurat iklim yang semakin parah, mendobrak hati para remaja sebagai tombak masa depan untuk mempertahankan dunianya dari kerusakan, agar mereka dapat hidup di masa depan dengan dunia yang tidak rusak. Hal tersebut dibuktikan dari banyaknya remaja yang turun kejalanan untuk berdemonstrasi kepada pemerintah, para politikus, serta orang-orang berkuasa agar menyadari pentingnya perubahan iklim yang dialami saat ini.

Dilansir dari laman m.cnnindonesia.com puluhan ribu anak di Australia demo perubahan iklim global. Dari Sydney hingga Melbourne, para anak di Australia rela bolos sekolah demi menyuarakan desakan mereka agar pemerintah dan perusahaan dunia memperhatikan dampak perubahan iklim.

Hal yang sama juga dilakukan oleh remaja di New York, lebih dari satu juta remaja telah mengantongi izin dari masing-masing sekolah untuk berdemo perubahan iklim. Dikutip dari CNN, Wali Kota New York Bill de Blasio mengungkapkan bahwa Dinas Pendidikan Kota New York akan memberikan izin prosedur bagi orang tua dan para pengajar untuk mengizinkan anak-anaknya turun demo dalam protes perubahan iklim global yang akan digelar selama beberapa hari tersebut.

Dalam prosedur yang dikirimkan ke sekolah-sekolah, Dinas Pendidikan Kota New York menegaskan para siswa sekolah menengah pertama dan menengah atas harus memiliki izin dari orang tua untuk berpartisipasi dalam demo.

Gerakan remaja turun demo demi perubahan iklim ini terinspirasi oleh seorang gadis asal Swedia bernama Greta Thunberg. Thunberg adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang mengawali gerakan Friday For Future, dimana setiap hari jum'at setiap minggunya Thunberg akan bolos pelajaran selama beberapa jam dan pergi ke luar gedung Parlemen Swedia untuk menyuarakan tentang perubahan iklim sembari memegang papan bertuliskan Skolstrejk fr Klimatet (Pemogokan Sekolah Untuk Iklim).  

Thunberg memulai kegiatan aktivisme dari lingkup keluarganya sendiri, ia meminta ibu dan para anggota keluarga lainnya untuk merubah pola hidup mereka menjadi lebih ramah lingkungan. Sebuah langkah yang bagus mengingat kebiasaan manusia seperti membuang sampah sembarangan, menggunakan barang plastik, penebangan hutan, pembakaran lahan, adalah salah satu dari banyaknya faktor yang menyebabkan perubahan iklim.

 Setelah gerakan yang dilakukannya mendapat sorotan, banyak remaja di dunia yang mengikuti gerakan Thunberg demi bentuk solidaritas untuk masa depan. Hal ini menarik perhatian banyak pihak dan membuatnya diundang dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Aksi Iklim PBB 2019.

Dalam acara tersebut Thunberg menyampaikan pidato emosional di depan para pemimpin dunia. Pidato tersebut berisi kemarahan kepada para pemimpin dunia karena dianggap telah gagal dalam mencegah perubahan iklim di dunia. Thunberg mengutip lebih dari 30 tahun bukti sains yang memperlihatkan dampak akibat pemanasan global dan dia mengkritik keras para politisi yang mengetahui tentang hal ini tapi tidak melakukan apa-apa.

Sebenarnya solusi dari perubahan iklim ini tidak terkendala pada ekonomi atau halangan teknologi, tapi kurangnya kemauan dan kesadaran untuk bangun dan merubah nasib dunia menjadi lebih baik. Tentunya solusi-solusi dari perubahan iklim ini tidak dapat direalisasikan dengan baik jika pemerintah tidak ingin campur tangan dan menutup mata mengenai isu genting ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun