Mohon tunggu...
Anisa Alifah Nabila
Anisa Alifah Nabila Mohon Tunggu... Lainnya - Be yourself

Poltekkes Kemenkes Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

CanSino, Sinovac, dan Sinopharm, Perusahaan Pelopor Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

7 November 2020   21:23 Diperbarui: 7 November 2020   21:53 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anisa Alifah Nabila

Pada tanggal 11 maret 2020, WHO menyatakan wabah penyakit akibat virus Corona/COVID-19 sebagai pandemi global. Dalam pengembangannya, wabah ini pertama kali terjadi di Wuhan, China pada Desember 2019. COVID-19 merupakan famili virus flu, seperti virus SARS dan MERS yang ditularkan melalui tetesan cairan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara.

Penyebarannya sangat cepat ke berbagai negara di dunia dan tidak sedikit yang terpapar virus COVID-19 ini. Masyarakat dihimbau untuk menerapkan protokol kesehatan dari pemerintah yaitu dengan sosial distancing (menjaga jarak) dan memakai masker ketika hendak keluar rumah. Namun, kepatuhan masyarakat saja belum cukup untuk menanggulangi wabah ini. Satu-satunya jalan yang kita harapkan untuk mencegah penyebaran virus adalah dengan diproduksinya vaksin. Karena penanggulangan COVID-19 lainnya masih belum efektif dalam mencegah penularan virus dari Wuhan, China tersebut.

Rencananya pada bulan november ini akan dikeluarkan vaksin COVID-19 dari china yang akan dikirim ke Indonesia. Pemerintah memulai vaksinasi COVID-19 pada bulan november 2020 dengan menggunakan tiga vaksin buatan perusahaan Tiongkok yakni CanSino, Sinovac, dan Sinopharm. Jika vaksin dari tiga produsen itu mendapat persetujuan dari pemerintah, badan pengawas obat dan makanan (BPOM), majelis ulama indonesi (MUI) beserta kementerian agama maka 9,1 juta orang akan segera mendapat vaksin. Vaksinasi ini akan memprioritaskan tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik kemudian disusul anggota BPJS Penerima Bantuan Iuran.

Adapun tahap uji klinis vaksin COVID-19 di indonesia dibagi menjadi empat tahap. Fase-fase tersebut dilakukan untuk memastikan keamanan obat, melihat efektivitas obat pada pasien, dan perbandingan efektivitas obat dengan pengobatan standart. Pada tahap satu biasannya akan dilakukan uji coba sebanyak 30 hingga 100 orang. Selanjutnya tahap kedua yaitu melihat respon dosis agar dapat menentukan dosis yang tepat berdasarkan klasifikasi dan tahap terakhir dilakukan kepada orang yang sakit dengan jumlah yang lebih banyak.

Disisi lain, dengan mempercepat adanya vaksinasi dari jadwal yang telah ditetapkan ini menimbulkan tanda tanya dari masyarakaat. Apakah vaksin tersebut sudah layak diberikan kepada masyarakat sesuai aturan uji kelayakan atau belum. Saat ini kita masih belum tahu efek jangka panjang yang akan ditimbulkan. Oleh karenanya, BPOM sebagai lembaga otoritas yang memberi izin edar obat di Indonesia sangat berhati-hati dalam memberikan persetujuan diedarkannya vaksin tersebut serta memastikan keamanan dan kehalalannya. Sehingga masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan tentang vaksinasi COVID-19 ini.

Harapannya vaksin ini lebih cepat diluncurkan dan tersedia dalam jumlah yang cukup, dengan memenuhi standart keamanan dan efektifitasnya yang diikuti proses sertifikasi halal sehingga bisa membantu menurunkan angka orang yang terinfeksi virus Corona dan perekonomian di Indonesia segera pulih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun