Mohon tunggu...
Anisa
Anisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyuluhan Pentingnya Konsumsi Obat Zat Besi pada Ibu Hamil untuk Mencegah Kejadian Stunting pada Balita

8 September 2022   10:34 Diperbarui: 8 September 2022   10:46 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Penyuluhan Pentingnya Konsumsi Obat Zat Besi Pada Ibu Hamil Untuk Mencegah Kejadian Stunting Pada Balita di Desa Berangas Timur. Dokpri

Menurut Daftar Desa Prioritas Pencegahan dan Pengobatan Stunting dan Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif di Kabupaten Balito Kuala Tahun 2022, angka stunting di Kecamatan Alalak, khususnya Desa Berangas Timur, dalam Ketetapan Genetik Stunting 2022 adalah 33,33%. 

Selain itu, menurut Electronic Data Registry dan Laporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), per 12 April 2021, proporsi anak stunting di Kecamatan Alalak, khususnya Desa Berangas Timur meningkat menjadi 33,33%. Total ada 18 orang yang diukur, 6 orang diantaranya termasuk stunting.

Stunting merupakan salah satu masalah gizi pada anak yang berdampak negatif pada kualitas hidupnya. Stunting terjadi sebagai akibat dari kekurangan asupan makanan yang berkepanjangan atau berulang. Stunting membuat anak lebih rentan terhadap penyakit mematikan. Stunting juga merupakan gejala kekurangan gizi kronis (jangka panjang) yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. (Hastuty, 2020).

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terhadap gizi buruk karena kebutuhan gizi yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan baik ibu maupun janin. Nutrisi ibu yang tidak tepat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan gizi seperti anemia, penurunan berat badan ibu, dan gangguan pertumbuhan janin (Susiloningtyas, 2012).

Anemia defisiensi besi yang banyak diderita ibu hamil merupakan salah satu gangguan gizi ibu yang sering terjadi ketika zat besi tidak terserap oleh tubuh ibu akibat asupan suplemen zat besi yang buruk atau cara yang salah (Yuliasari et al., 2020).

Ibu hamil yang menderita anemia mengalami penurunan suplai oksigen ke sel-sel tubuh dan otaknya. Bila ini terjadi pada trimester ketiga, risiko bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah adalah 3,7 kali lipat dari wanita trimester ketiga yang tidak anemia. (Hastuty, 2020).

Salah satu upaya untuk menurunkan angka anemia pada ibu hamil adalah dengan memberikan ibu hamil 90 tablet zat besi secara teratur untuk meningkatkan kadar hemoglobin yang cukup (Safitri, 2019).

Makanan yang kaya akan zat besi juga harus dikonsumsi. Zat besi adalah mineral penting yang dibutuhkan untuk membuat sel darah merah. Sumber makanan tinggi zat besi ditemukan dalam daging, unggas, ikan, kerang, telur, biji-bijian, produk hewani seperti bayam, kacang-kacangan, dan sayuran hijau tua (Amania et al., 2022).

Rendahnya tingkat pengetahuan ibu hamil mempengaruhi penerimaan informasi sehingga membatasi penerimaan tablet zat besi dan mempengaruhi perkembangan defisiensi besi. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki ibu hamil maka akan semakin baik dalam menyerap informasi khususnya tentang tablet zat besi sehingga mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi. 

Tingkat pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pendidikan, pengalaman, dan pengaruh orang lain (Safitri, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun