Awal bulan Desember tepatnya tanggal 1, diperingati sebagai Hari Aids Sedunia. Berbagai kalangan seperti LSM, Ormas maupun pemerintah memperingati hari tersebut dengan berbagai kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mencegah dan mengurangi jumlah penderita HIV/Aids. Tetapi nyatanya semakin lama jumlah penderitanya tidak semakin berkurang tetapi semakin meningkat jumlahnya.
Dilansir dari Liputan6.com, Dinas Kesehatan Kota Batam mencatat jumlah kenaikan kasus HIV/AIDS di Kota Batam mencapai 446 orang pada 2022. Yang mencengangkan, dari temuan Dinkes itu disebutkan, kasus kenaikan didominasi penyimpangan perilaku pasangan sejenis.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Batam Melda Sari mengatakan, penularan tertinggi di kalangan pasangan jenis kelamin pria dengan usia produktif 25-49 tahun, melalui penggunaan jarum suntik.
"Tahun ini ada sekitar empat ratusan lebih penderita HIV/AIDS, kalau kita akumulasi dari tahun 1992 hingga 2022, itu jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 8.800 orang," ujar Imelda. (Liputan6.com 2/12/2022)
Hari Aids Sedunia diperingati setiap tahun, dan diadakan sosialisasi ke masyarakat. Tapi mengapa jumlah penderitanya setiap tahun terus bertambah?
Penyebab menularnya penyakit HIV/AIDS adalah gonta-ganti pasangan, penggunaan jarum suntik narkoba yang bergantian, perilaku homoseksual dan penularan dari ibu ke anaknya melalui kehamilan dan menyusui.Â
Selama ini upaya pemerintah dalam penanganan penyebaran virus HIV/AIDS dirasa hanya setengah hati. Hanya penyuluhan, pendataan dan pengobatan. Tidak ke akar masalahnya. Yaitu mencegah sex bebas dan perilaku menyimpang homoseksual atau LGBT. Hal itulah yang menyebabkan penderita HIV/AIDS semakin lama semakin bertambah banyak.
Kebijakan pemerintah selama ini tentang sex bebas ikut menyuburkan penyebaran HIV/AIDS. Kampanye tentang sex sehat dengan memakai kondom. Yaitu boleh melakukan hubungan di luar nikah asalkan memakai alat pengaman yaitu kondom. Padahal kondom tidak bisa menjamin terhindar dari virus HIV/AIDS.Â
Tidak hanya itu, maraknya tempat-tempat prostitusi baik yang legal maupun yang berijin, baik yg online maupun yang offline. Semua itu turut menjadi sumber penyebaran virus HIV/AIDS.Â
Mereka yang suka jajan di tempat prostitusi seperti itu akan mudah sekali tertular virus HIV/AIDS dan akan menularkannya kepada pasangannya di rumah.