Indonesia dikenal dengan negara agraris yang bahwasannya merupakan negara dengan penduduk yang sebagian masyarakatnya bekerja pada sector pertanian. Dan diketahui jika jumlah lahan akan tetap sama jumlahnya. Pada tahun 2045 Indonesia ditargetkan dapat menjadi lumbung pangan dunia.
Namun faktanya menurut Kementerian Agraria dan Tata Ruang setiap tahunnya lahan sawah berubah pemanfaatan lahannya menjadi perumahan maupun industry maka dengan demikian jumlah lahan sawah akan berkurang setiap tahunnya. Bagi Indonesia yang ingin mencapai visi emas 2045 hal ini tentu menjadi sorotan.
Lahan untuk target lumbung pangan dunia saja belum terpenuhi, tapi malahan sekarang sudah banyak lahan yang berkurang. Oleh karena itu, strategi utama yang harus ditempuh adalah melakukan pengendalian dan pengawasan akan konversi lahan pertanian yang dilakukan secara ketat.Â
Tidak mudah untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada masa depan, namun dapat diketahui jika dunia akan semakin maju, yang salah satunya yaitu dalam mengatasi permasalahan pada bidang pertanian termasuk permasalahan lahan yang dapat teratasi dengan berbagai kemajuan teknologi dan berbagai inovasi-inovasi yang dapat mempermudah pertanian Indonesia seperti meningkatkan hasil produksi, mempercepat proses produksi, dan lain-lain.
Dengan munculnya kemajuan teknologi membuat perubahan pada bidang pertanian yaitu dapat melakukan kegiatan pertanian yang produktifitas dan efisien. Oleh karena itu, saat ini muncul istilah revolusi dalam bidang pertanian yang keempat (Agriculture 4.0) yang sedang dalam tahap pengembangan.
Agriculture 4.0 sendiri bahwasannya merupakan pengembangan teknologi yang dapat mengefisiensi dalam melakukan kegiatan bertani yang diharapkan dapat mengurangi permasalahan dalam pertanian dan  dapat menjadi kunci pertanian dimasa depan.