Mohon tunggu...
Anindita Lilie Devianti
Anindita Lilie Devianti Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Yami Kawaii, Subkultur dengan Estetika "Sakit-Imut" yang Mengangkat Isu Gangguan Mental dan Bunuh Diri

26 Juni 2022   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2022   16:45 2052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: @BisukoEzaki on Twitter

Jika mendengar tentang Negara Jepang, pasti yang terbesit pada pikiran kita adalah keindahan bunga sakuranya saat musim semi, kecanggihan teknologinya, ataupun berbagai macam kuliner khasnya yang sudah mendunia. Namun banyak yang melupakan bahwa Negara Jepang juga memiliki tingkat tekanan pekerjaan yang tinggi sehingga membuat angka stress dan bunuh diri di negara tersebut membeludak.

Salah satunya adalah seorang seniman kecil bernama Bisuko Ezaki, perintis subkultur Yami Kawaii yang menciptakan Menhera-chan, ikon manga pendek Yami Kawaii. Dibesarkan oleh kakek dan nenek yang keras kepadanya dan juga dihadapkan dengan ujian yang sulit, Bisuko mulai menggambar sebagai wadah terapinya, dan di situlah Menhera-chan terbentuk dan mulai ia kenalkan kepada publik sebagai ikon Yami Kawaii. Pada tahun 2013, karya Bisuko mulai mendapatkan popularitas di Jepang, terutama dari mereka yang memiliki kondisi yang sama dengan Bisuko.

Yami kawaii (病みかわいい) merupakan evolusi dari Yume kawaii (ゆめかわいい). Yume mempunyai arti dreamlike dan Yami mempunyai arti gelap. Kawaii sendiri memiliki arti imut atau menggemaskan. Yami Kawaii menambahkan hal-hal yang berlawanan dari Yume Kawaii untuk menambahkan elemen fantasi dengan tema dan gaya yang kebih gelap. Yami kawaii adalah apa yang terjadi ketika "Yume" menjadi gelap.

Yami Kawaii mulanya terlihat seperti trend Harajuku, dimana seseorang memakai pakaian dan aksesoris yang lucu dengan warna-warna pastel. Namun yang membedakan adalah Yami Kawaii menggabungkan elemen warna-warna pastel dengan pistol, jarum suntik, perban, obat, dan pernak-pernik lainnya. Elemen-elemen tersebut digunakan oleh mereka untuk mengeskpresikan tentang masalah mentalnya tanpa harus mengeluarkan kata-kata.

Umumnya mereka menggunakan make up pucat tanpa menghilangkan kesan imut pada make up mereka. Yami kawaii umumnya akan memakai riasan merah muda pucat, perona mata merah muda gelap, atau juga dikenal sebagai byojaku yang memiliki arti sakit-sakitan dalam bahasa Jepang. Pakaian yang mereka pakai pun terdapat pesan-pesan tersembunyi.

sumber: Youtube.com/Refinery29
sumber: Youtube.com/Refinery29

Joshua Paul Dale, seorang profesor dari Jepang yang mengkhususkan diri dalam dampak budaya kawaii mengatakan “ketika Anda mengekspresikan kawaii, Anda mengekspresikan keinginan untuk menarik orang, dan mengekspresikan keinginan untuk penyembuhan. Jadi mungkin itu bisa membantu orang-orang dengan masalah gelap dan lebih sulit yang tidak bisa diungkapkan secara terbuka dalam masyarakat Jepang”.

Banyak orang awam yang tidak mengetahui tentang Yami Kawaii beranggapan bahwa trend ini hanyalah trend sembrono anak-anak muda. Namun bagi orang-orang di Jepang yang menderita masalah Kesehatan mental menganggap hal ini penting bagi mereka. Karena dengan adanya trend ini, mereka merasa tidak sendirian.

Setelah mengetahui tentang Yami Kawaii, bagaimana menurut Anda?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun