Mohon tunggu...
Anif Mukaromah
Anif Mukaromah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Kekerasan pada Remaja Dilihat dari Teori Ekologi dan Perannya dalam Psikologi Perkembangan

20 April 2021   21:06 Diperbarui: 20 April 2021   21:22 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

FITK UIN WALISONGO

Nama : Anif Mukaromah

NIM: 1903016062

Kelas : PAI 4B

Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan

A. Pendahuluan

Kekerasan merupakan tindakan yang disengaja yang mengakibatkan cidera fisik atau tekanan mental (Carpenito & Moyet, 2016). Campbell dan Humphey mendefinisikan kekerasan anak yaitu setiap tindakan yang mencelakakan/dapat mencelakakan kesehatan dan kesejahteraan anak yang dilakukan oleh orang yang seharusnya bertanggung jawab. Orang yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah keluarga, teman, maupun lingkungan masyarakat disekitar anak (Yani, 2008).

Perilaku kekerasan ini disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor internal seperti pengalaman psikologis dan kondisi spiritual maupun dari luar seperti lingkungan. Dari segi aspek pengalaman psikologis, menurut Trisnawati tahun 2014 dengan judul faktor yang mempengaruhi sifat agresif remaja menyatakan bahwa seseorang belajar melalui pengalaman langsung atau pengamatan tidak langsung (mencontoh Model) seperti apa yang ia baca, dengar dan lihat di media dan juga dari orang lain dan lingkungannya. 

Berdasarkan pengalaman yang mereka peroleh, maka perilaku agresif tersebut cenderung bertahan dan terus diulang. Remaja juga mudah terpengaruh oleh lingkungan sosialnya, baik berupa pengaruh positif maupun negatif. Tidak Hanya perilaku agresif saja namun juga perilaku- perilaku lainnya seperti membully, Berjudi, melakukan perilaku seks Pranikah dan lain-lain. Pengaruh negatif Inilah yang akan berdampak pada psikologi Remaja apabila terus menerus terpapar dengan perilaku kekerasan.

Pada aspek spiritual berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2013) menemukan bahwa nilai spiritual atau religiusitas memiliki hubungan negatif dengan kenakalan remaja. Dengan kata lain, semakin tinggi religiusitas yang dimiliki remaja maka semakin rendah tingkat kenakalan remaja dan sebaliknya, semakin rendah religiuitas yang dimiliki remaja, semakin tinggi tingkat kenakalannya. Contohnya siswa menjadi agresif akibat kurangnya kontrol diri dalam hal ini adalah tingkat spiritual yang dimiliki oleh siswa itu sendiri.

B. Pembahasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun