Mohon tunggu...
Humaniora

Tertawalah, Sebelum Tertawa Itu Dilarang

18 Maret 2017   14:22 Diperbarui: 18 Maret 2017   14:46 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suatu ketika, saat saya berada dalam ruang kelas kuliah, namun bukan kuliah reguler dimana dalam ruangan tersebut kebanyakan adalah anak-anak fakultas saintek, ada anak yang menanyakan tentang jurusan saya, setelah saya menjawabnya anak tersebut dan teman-temannya ikut tertawa. Seakan tidak puas dengan itu semua, mereka kembali menanyakan semua hal yang menyangkut tentang jurusan saya. Seperti apa saja yang di pelajari dalam jurusan itu, ada berapa kelas, ada berapa anak, dll. Saya pun menjawabnya sesuai dengan kenyataan dan dengan sikap dan nada yang biasa, karena saya menganggap bahwa itu merupakan pertanyaan yang biasa dan wajar. 

Tetapi lagi-lagi justru mereka malah tertawa terbahak-bahak. Saya semakin bingung dan heran kenapa mereka tertawa seperti itu, apakah ada yang salah dengan perkataanku. Setelah berapa lama saya baru menyadari bahwa ternyata maksud dari apa yang mereka tertawakan tidak lain adalah karena mereka menganggap bahwa jurusan yang saya pilih merupakan jurusan yang tidak penting, jurusan yang mudah, jurusan yang tidak bermutu, mereka meremehkan jurusan saya. Saat itu jujur ada perasaan sakit hati, bukan karena saya merasa jurusan yang saya pilih salah, melainkan sikap mereka yang seolah-olah tidak memiliki hati dan tata krama. 

Apakah itu yang diajarkan dalam jurusan kalian, banggakah dengan jurusan kalian jika cara bersikap dan menghargai orang lain saja kurang. Apa yang kalian banggakan jika dalam bersikap kepada orang lain saja tidak bisa, padahal kita ini orang jawa, yang terkenal dengan sikap sopan santun dan ramah terhadap siapapun. Memang saya tidak mengetahui lebih jauh tentang semua itu, tetapi saya mengerti bagaimana cara bersikap dan saya selalu berpikir terlebih dahulu sebelum mengucapkan sesuatu, tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah agar orang yang kita ajak bicara tidak tersinggung atau bahkan sakit hati hanya karena perkataan kita. 

Dan saya sadar bahwa apapun tindakan yang kita lakukan sedikit banyak adalah membawa nama baik orang tua, maksudnya seperti apapun yang kita lakukan atau ucapkan bila itu baik maka orang lain akan segan dan pasti dalam hatinya akan memiliki rasa ingin tahu bagaimana orang tuanya sehingga bisa mendidik anak hingga menjadi seperti itu, dan begitupun sebaliknya.

Saya tidak habis pikir, bagaimana bisa orang yang menganggap dirinya pada posisi jurusan yang wow (menurutnya berkualitas) bisa bersikap semacam itu, saat mereka menertawakan jawaban saya, saya sempat berpikir ingin memberikan dan menjelaskan bagaimana pentingnya jurusan saya bagi perkembangan anak. Tetapi lagi-lagi hati dan pikiran saya mengatakan bahwa tidak perlu susah payah menjelaskan apapun yang sedang kau jalani kepada siapapun, cukup engka saja yang mengetahuinya. Karena percuma juga menjelaskan kepada orang yang tidak bisa menghargai orang lain, itu hanya membuang-buang waktu dan tenaga saya saja. 

Saya hanya diam saja, mendengar suara mereka yang masih tertawa, dalam hati ingin rasanya saya dapat membungkam mulut mereka satu persatu. Tetapi membungkam bukan dengan tangan, melainkan dengan menunjukkan kemampuan serta kualitas yang bisa saya dan jurusan saya capai untuk masa depan dan kemajuan pendidikan anak kedepannya, agar mulut-mulut yang dulunya terbuka karena menertawakan sesuatu yang menurut mereka remeh, nantinya bisa membuat mulut mereka terbuka karena tercengang melihat apa yang mereka tertawakan dulu bisa lebih unggul dari apa yang mereka banggakan dulu. 

Mungkin saat ini mereka berpikir bahwa hanya jurusan merekalah yang nantinya pasti sukses, dan hanya jurusan merekalah yang berguna. Setahu saya semua jurusan itu ada karena kebutuhan yang ada di masyarakat dan lingkungan, bukan semata-mata untuk percobaan atau sebagai bahan ejekan.

Seharusnya jika kalian merasa bahwa jurusan kalian lah yang nantinya akan unggul maka barengilah pikiran itu dengan sikap yang baik juga, maka nantinya segalanya akan menjadi mudah. Untuk sekarang biarlah kalian tertawa sepuas-puasnya, sesuka hati anda. Yang perlu saya lakukan disini adalah dengan meyakinkan dan membuktikan kepada diri saya sendiri, tidak dengan menjelaskan apapun kepada orang lain, karena banyak dari mereka yang hanya akan mendengarkan kemudian menertawakan. 

Karena mereka menganggap bahwa itu adalah mimpi dan omong kosong. Saya ingin mengatakan bahwa setiap jurusan baik, dan selalu memiliki manfaat. PGRA pun seperti itu, setiap jurusan pasti memiliki tingkat kesulitan masing-masing. Kebanyakan orang berpikir bahwa jurusan PGRA hanya bernyanyi dan senang-senang, memang itu ada dan itu sangat di perlukan karena dunia anak kecil adalah dunia bermain. Jika ada pertanyaan atau perkataan orang yang mengatakan bahwa “kalau hanya seperti itu saja, semua orang juga bisa, kenapa harus kuliah tinggi kalau hanya belajar seperti itu?”. Nah, ini pertanyaan yang umumnya di pertanyakan oleh orang lain. 

Memang semua orang bisa jika hanya mengajak anak bermain dan bersenang-senang, tetapi disini yang perlu kalian lihat dan pikirkan adalah perkembangan zaman yang semakin modern, tentunya semua orang tua menginginkan kualitas yang baik untuk anak mereka. Maka dengan melihat kacamata itulah jurusan PGRA itu ada, untuk meningkatkan kualitas serta kinerja pendidik agar dapat maju dan berkembang mengikuti perkembangan zaman, tidak semata-mata bersenang-senang seperti yang kalian lihat. 

Dalam PGRA semua mahasiswa di didik dan di berikan mata kuliah psikologi, bagaimana cara menghadapi anak, bagaimana cara mengerti, memahami dan menangani anak. Itu semua tidak mudah dan tidak asal-asalan, semuanya memiliki batasan dan aturan tersendiri yang tidak akan di dapatkan oleh orang lain kecuali para pendidik yang di didik dalam bangku kuliah. Dan bukan hanya itu saja tetapi masih banyak lagi, selain itu pendidik RA di tuntut untuk bisa sabar karena menangani anak kecil tidak semudah yang kalian bayangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun