Mohon tunggu...
Humaniora

Sosok Malaikat Tanpa Sayap Dalam Keluarga

5 Oktober 2017   15:28 Diperbarui: 12 Oktober 2017   13:59 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ibu .. merupakan sosok wanita yang sangat luar biasa, yang mungkin untuk menjelaskannya tidak cukup hanya dengan kata-kata saja. beliau makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah yang saya miliki dan rasakan. sosok yang sangat istimewa yang diberikan oleh Allah pada setiap diri manusia, kasih sayangnya, keikhlasannya, kerja keras, serta jerih payah dan tenaganya selalu ia curahkan kepada keluarganya, terlebih pada buah hatinya. wanita biasanya identik dengan sifat manja, lemah, dll. 

Namun ketika saya melihat sosok seorang ibu, semua anggapan itu tidak benar, karena yang saya lihat sosok ibu itu mereka adalah pahlawan bahkan malaikat. kenapa saya bilang seperti itu? sebab seorang ibu rela melakukan apa saja terlepas dari mampu atau tidaknya mereka untuk melakukan sesuatu namun mereka juga tidak lantas menolaknya, tetapi lebih kepada bagaimana caranya agar bisa mewujudkan sesuatu itu. 

Ibu, orang yang bahkan ketika sakit sekalipun mereka tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga dan mengerjakan semuanya tanpa keluhan sedikitpun, bahkan ketika rasa sakit itu menyerang beliau hanya bisa memendamnya tanpa mau mengeluh, menangis atau meminta bantuan pada anaknya. entah terbuat dari apa badan dan hati beliau sehingga mampu untuk tetap tabah dan ikhlas mengemban tugas dan tanggungjawab yang begitu besar. petuahnya, didikannya, serta semua sikap dan sifatnya selalu saya ingat dan saya jadikan sebagai teladan. 

Sempat terbesit dalam benak saya ketika dalam perantauan ini saya mulai merindukannya, saya ingin mendengar suaranya namun nyali saya tidak begitu kuat ketika saya telah mendengarkan suara beliau. karena setiap saya mendengarkan suara beliau seketika itu juga pipi saya menjadi basah, entah itu merupakan sesuatu yang berlebihan ataupun tidak dalam pandangan orang lain, namun yang pasti memang itulah kenyataannya, sebab yang ada dalam benak saya ketika mendengarkan suara beliau selalu yang saya rasakan adalah seolah-olah saya memposisikan diri saya pada posisi beliau, suaranya yang lirih membuat saya tidak kuasa menahan semua itu, suara beliau menandakan bahwa beliau lelah dan penat dengan segala rutinitasnya selama ini namun beliau juga sadar akan perannya bukan hanya itu saja, namun dalam benak saya ketika mendengarkan suara ibu adalah apakah saya bisa membuatnya bangga dan bisa membuatnya bahagia sedangkan saya sekarang masih seperti ini dan usia beliau semakin bertambah. 

Seketika setelah mempertimbangkan atas apa yang akan terjadi lantas yang saya lakukan hanyalah diam, bukan karena saya tidak sayang atau tidak peduli dengan keadaan beliau tetapi lebih kepada karena jika saya menelfon beliau dan beliau mengerti apabila saya menangis maka itu aku membuat beliau menjadi risau dan bahkan bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi, maka dari itu saya lebih memilih untuk diam. dan seketika itu juga saya mulai berpikir apakah saya bisa dan mampu menjadi seperti sosok beliau ketika waktunya tiba. 

Mungkin peran seorang ibu terlihat biasa dalam rumah tangga, namun jika dilihat serta dilakukan ternyata menjadi seperti beliau itu tidaklah mudah. saya belajar banyak dari sosok wanita mulia yang bernama ibu itu, mulai dari perilaku, sifat, sikap, hati, pikiran, serta tindakannya merupakan suatu hal yang istimewa yang dapat dicontoh. ketika saya mulai beranjak dewasa saya mulai menyadari bagaimana beratnya tugas seorang ibu yang sesungguhnya dan mulai mengerti apa yang sebenarnya diinginkan oleh seorang ibu terhadap anaknya. 

Seorang ibu tidak menginginkan kalian (para anak) membalas semua budi baik mereka (orang tua). karena apa? sebab bagaimanapun kerasnya usaha kamu membalas budi orang tua bahkan sampai hartamu habispun tidak akan pernah bisa membalaskan apa yang selama ini ibu (orang tua) berikan padamu. karena yang diberikan oleh orang tua itu murni dari hati dan semata-mata hanya menginginkan yang terbaik untuk masa depan anaknya tanpa mengharapkan imbalan apapun, maka semua budi baik orang tua itu tidak dapat diukur dan tidak dapat digantikan oleh berapapun banyaknya kekayaan hartamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun