Di Kafe sawah Pujon Malang pertemuan ini terjadi. Sesuai dengan rencana yang diutarakan guru Bahasa Indonesia  anak saya Bapak Ilman kepada saya beberapa waktu lalu. Ada keinginan anak-anak muda yang seratus persen mahasiswa baik S1 maupun S2 untuk ikut terlibat dalam kegiatan literasi.  Mereka ingin bertemu saya, berbagi pengalaman dalam dunia kepenulisan.
Secara usia mereka lebih pantas menjadi anak saya, namun dari sisi ilmu, mereka luar biasa. Banyak hal yang saya pelajari dari mereka. Berkumpul dari berbagai macam disiplin ilmu, dan dari banyak kampus di Kota Malang  menghadirkan pengetahuan yang berbeda, kaya ragam dan warna.Â
Bincang literasi, demikian saya memaknai, karena topik yang kami obrolkan seputar penulisan. Bagaimana menulis sesuai passion, memecahkan kebuntuan saat tulisan paragraf akhir belum diakhiri, Â tips mengatasi macetnya ide, dan tentu saja membahas bagaimana dengan tulisan kita bisa berbuat sesuatu.Â
Ada banyak media yang bisa digunakan untuk menulis. Cetak maupun online. Selain Facebook dan Instagram, dua hal yang sangat mereka akrabi. Satu yang saya tawarkan, menulis di Kompasiana. Saya beritahukan keunggulannya dalam pandangan saya.
Pertama, tersedia bermacam kategori, jadi kita bisa menulis sesuai  passion yang kita miliki. Fiksi, non fiksi semua difasilitasi.
Kedua, ada editorial. Ini berguna untuk menilai sejauh mana perkembangan kecakapan kita dalam mengolah kata kata. Label biru pilihan atau artikel utama, menandakan tulisan kita layak baca. Bila belum tak mengapa, artinya kita harus banyak belajar dan belajar jadi menulislah terus itu akan mengasah kemampuan.
Ketiga, banyak penulis hebat di Kompasiana, kita bisa membaca karya mereka fresh from the oven. Ide segar, pemikiran, pandangan pandangan penulis Kompasiana menyikapi isu terkini sungguh menarik diikuti. Karya fiksinya juga luar biasa. Saya suka pun mengikutinya.
Keempat, menulis di Kompasiana aman. Komentator juga sopan sopan. Nyaman untuk saling interaksi.
Kelima, ada reward. Motivasi bagi penulis untuk membagikan karya, share link ke segala penjuru dunia maya. Agar tulisan kita banyak yang membaca. Karena untuk mendapatkan reward, jumlah viewer adalah sarat utama.
Usai 5 hal tersebut saya ungkapkan, mulailah mereka berkenalan dengan Kompasiana. Langsung menulis, langsung posting. Wajah ceria menandai saat postingan mereka berhasil tayang. Memandu langsung pembuatan akun, lebih mudah ternyata, dibanding ketika saya menjelaskan cara loggin lewat WA. Seperti yang sudah sering saya lakukan selama ini pada teman-teman newbie.
Sukses menulis di Kompasiana, Â ada usulan membuat nama untuk komunitas ngobrol literasi ini. Saya ingin para muda ini menjadi bagian dari perjuangan literasi. Berjuang dengan tulisan, menulis yang benar, melawan hoax atau segala bentuk kebohongan, menyampaikan pesan kebaikan untuk semua orang. Karena ini bisa menjadi jalan untuk mengakhiri dunia dengan keindahan.