Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

BPJS Kesehatan, Payung Layanannya Tak Membedakan Kelas

15 Desember 2018   09:51 Diperbarui: 15 Desember 2018   10:17 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai warga desa yang jauh dari dokter, ketergantungan  layanan kesehatan terhadap Puskesmas sangatlah besar, saat itu anak saya masih duduk di bangku kelas 4 SD, panas yang diderita mengharuskan saya membawanya berobat, Puskesmas menjadi sasaran karena biayanya yang relatif murah serta jaraknya yang dekat menjadikan kami memilihnya.

Diagnosa dokter mengatakan bahwa anak saya harus dioperasi, Apendix adalah nama penyakitnya, atau lazim disebut usus buntu,  berita yang bagai petir tanpa hujan, mengagetkan, ekonomi kami pas pasan, manalah mungkin kami bisa membayar biaya operasi yang berbilang jutaan.

Dengan bijak sang Dokter menyarankan, " Ibu Ikut saja BPJS Kesehatan, insyaallah semua biaya akan ditanggung mereka, mulai pengobatan hingga operasinya."

Tak langsung mengiyakan, kami berunding menentukan kelas yang akan diambil, kelas 1 terlalu mahal, kelas 2 masih belum terjangkau, akhirnya kelas 3 menjadi pilihan. Beberapa persyaratan ditunjukkan oleh petugas puskesmas, kami disarankan pergi ke Rumah Sakit yang waktu itu bisa menerima pendaftaran BPJS maupun menangani layanannya.

Saya dan suami segera mempersiapkan segala keperluan persyaratan, termasuk membayar biaya BPJS untuk semua anggota keluarga. Tak mengapa, saya mengerti bahwa bukan hanya si sakit saja yang membutuhkan payung sebelum hujan, perlu persiapan pula bagi yang sehat sebelum sakit datang.

 Kita manusia loh, rentan sakit pula meski tak masuk dalam perencanaan, bila tak sampai menderita sakit syukurlah, Alhamdulillah, itu akan jadi sedekah bagi yang sehat. Bila harus menggunakan, maka itu adalah salah satu jalan agar kami tak kelimpungan ketika sakit ditakdirkan datang untuk kami.

Berbekal niat berbagi, jadi jalan sedekah jariyah, ikut membantu mereka yang kesulitan biaya pula, maka kami  menanda tangani form pengajuan menjadi peserta BPJS. Waktu itu langsung bisa diproses, kartu jadi. Kami menggunakannya setelah melalui beberapa tahap sebelum eksekusi operasi.  

Memasuki Rumah Sakit kekhawatiran mulai menggayuti, kami kelas 3 berada di bangsal dengan banyak pasien lain, bukan layanan kamar yang kami khawatirkan, karena kami terbiasa hidup susah, melainkan perlakuan terhadap anak kami nanti ketika di meja operasi yang menakutkan kami kuatir dibedakan dari segi penanganan dan pengobatan, itulah dua hal  yang terus terang menghantui.

Orang kecil seperti kami hanya bisa mbatin, ono rego ono rupo, itu ungkapan masyarakat jawa yang artinya kurang lebih begini, kalau ingin dapat barang yang bagus ya harus berani membeli dengan harga mahal. Pun dengan keberadaan saya dengan kartu BPJS ini, saya hanya kelas 3 apa mungkin dapat layanan sama dengan kelas 1?

Ternyata dalam pelaksanaan kami tidak dibedakan, petugas BPJS maupun perawat serta dokter menjelaskan, kelas berbeda hanya untuk layanan kamar serta yang mengiringinya, seperti makanan, tempat tidur, fasilitas ruangan, dan semacamnya, sementara untuk dokter, tindakan  serta pengobatan untuk pasien SAMA, tidak ada perbedaan, fokus utamanya adalah layanan untuk  kesembuhan pasien.

Alhamdulillah, kami mengalami itu semua, anak kami dioperasi di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, kelas 3 dengan layanan dokter dan pengobatan yang sama dengan kelas 1 dan 2.  Operasi sukses, tak henti kami berterimakasih kepada pihak BPJS,  puskesmas, serta rumah sakit yang telah membantu kelancaran proses operasi anak kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun