"Ini ilmu yang penting, gimana dangdut mau maju kalau tampilan penyanyinya begitu mundur mulu?!" Perkataan itu dilontarkan Ivan Gunawan saat menjadi juri untuk audisi penyanyi dangdut  di sebuah stasiun Televisi swasta nasional.
Dia geram melihat seorang kontestan mengenakan kemben yang terlihat menonjol saat penampilan, kain hitam penutup dada itu menurut Ivan tak layak digunakan, meskipun sang penyanyi beralasan itu untuk menutupi belahan dadanya yang kelihatan.
"Tandanya baju itu nggak boleh dipakai di TV, itu paham? Dia nggak boleh ikut audisi." Kembali Ivan menegaskan.
Lewat acara itu Ivan menjadi seorang juri yang bertugas make over, membetulkan penampilan seorang peserta audisi agar sesuai dengan kaidah berbusana yang benar, ini untuk publik, jadi Ivan berusaha memberikan teladan, agar dicontoh masyarakat kebanyakan.
Ajineng rogo ono ing busono. Ungkapan jawa yang kurang lebih bermakna, kehormatan badan ada pada pakaian penutup badan, sepertinya sesuai dengan apa yang dikedepankan Ivan. Saya setuju dengan sikap Ivan, ini preseden baik untuk meningkatkan derajat musik dangdut di tanah air kita, yang masih saja ada orang menganggap musik kaum proletar," rakyat rendahan".
Bagi orang awam, sekilas mungkin baju peserta  ini terlihat biasa saja, tapi tidak bagi seorang Ivan Gunawan. Dia berkenan memberikan edukasi, bagaimana cara berpakaian yang layak di depan televisi, agar orang lebih tertarik melihat kualitas suara, bukan penampilannya saja.
"Coba, pakai baju ini perut glepet-glepet (terlihat lipatan perut), lu mau nyanyi dimana?!" Terlihat Ivan marah saat menyampaikan pandangannya.
"Gimana orang mau apresiasi suara? Kalau pakai baju ketat begitu, orang ngelihat kalian itu bukan keindahan suara." Lanjut Ivan.
"Tapi nafsu lihat badan, mau jadi penyanyi seperti itu? Enggak kan?" Tegasnya lagi.
Sang peserta berusaha membela diri, dengan menangis dia berkata, "Tapi aku nggak punya baju lagi kak."
" Aku hanya bawa satu doang, nggak bawa baju lagi." Lanjut sang penyanyi sembari menderaikan air mata.
