Mohon tunggu...
Hukum

Kejanggalan Tragedi Mako Brimob dan Tuduhan Konspirasi Intel Polri oleh FPI

21 Mei 2018   21:04 Diperbarui: 21 Mei 2018   21:27 2883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya sejak berakhirnya Tragedi Mako Brimob beberapa waktu yang lalu, saya dan  mungkin banyak sekali masyarakat yang  sangat menunggu penjelasan dari Polri tentang kejadian yang sebenarnya tentang Penyanderaan di Mako Brimob yang menimbulkan korban 5 prajurit gugur. Bagaimana hal itu bisa terjadi dan bagaimana hasil penyelesaiannya.

Di sisi lain belum berapa lama  Kejadian Tragedi Mako Brimob, muncul peristiwa Bom Gereja Surabaya.  Ini membuat semua orang paham dan berpikir bahwa Polri belum sempat menjelaskan  Kejadian Tragedi Mako Brimob karena  saat ini semua perhatian terfokus pada rentetan kejadian Bom Gereja Surabaya dan aksi perburuan teroris yang menyertainya.

Mungkin saat ini ( Hari ke 12 Paska Tragedi Mako Brimob)  adalah waktu yang tepat untuk Polri menjelaskan hal-hal yang terjadi saat itu. Fadli Zon Wakil Ketua DPR beberapa hari lalu sempat meminta Kapolri menjelaskan Kejadian di Mako Brimbo.  

Begitu juga dengan Rizal Ramli mantan Menko Maritim juga menyatakan keheranannya karena setelah peristiwa Mako Brimob, Pimpinan Mako yang ada tidak bersedia mengundurkan diri dan tidak juga dikenai sanksi.

Dengan demikian bila Kapolri  tidak kunjung juga menjelaskan  tragedy tersebut bisa jadi tetap menjadi polemic.  Bisa jadi masyarakat underestimated pada kemampuan Polri dan lain sebagainya.

KEJANGGALAN  PERISTIWA TRAGIS MAKO BRIMOB 8 MEI 2018

Saya sempat menuliskannya dalam 1 artikel  tanggal 10  Mei 2018 bagaimana keheranan saya melihat begitu mudahnya Markas Komando Pasukan Elit Polri diacak-acak Napi Teroris dari dalam.  Dalam artikel saya yang berjudul "Kenapa Mako Brimob Bisa Sampai Dikuasai Napi Teroris, TNI Mana?" itu saya mempertanyakan  mengapa sampai 30 Jam lebih Mako Brimob bisa dikuasai Napi Teroris. Mengapa tidak minta bantuan Kopassus/ TNI untuk mengatasinya kalau memang mengalami kesulitan.

Artikel itu saya tulis pada saat Kejadian masih berlangsung  jam 2 dini hari.  4 Jam kemudian  (Subuh nya) dari media online resmi dikabarkan Mako Brimob sudah dikuasai Polri kembali setelah mengerahkan 1.000 Personil Polri.

Dalam artikel tersebut saya sudah membahas beberapa kejanggalan peristiwa terutama kronologis kejadian dan beberapa hal lainnya. Sayangnya keesokan harinya soal kronologis kejadian tidak juga diterangkan/ dijelaskan ke public.

Sampai hari ini berarti lebih sebelas hari berlalu,  Kapolri tidak juga sempat memberikan penjelasan kepada public tentang kejadian tragis di Mako Brimob. Kondisi itu malah membuat semakin banyak pertanyaan di benak banyak orang atau istilah bahwa terkesan ada hal-hal yang terasa janggal dan menimbulkan tanya besar.

Saya mencoba menuliskan  hal-hal yang seharusnya dijelaskan ke public sebagai berikut :

  • Berapa sebenarnya  Jumlah Napi yang ada di Mako Brimob, berapa jumlah napi teroris dan berapa jumlah Napi Teroris yang menyandera 6 Polisi tersebut. Informasi pertama dari Polri pada hari pertama kejadian disebutkan jumlah total napi keseluruhan di Brimob sekitar 130 orang. Tetapi setelah Mako Brimob dikuasai kembali disebutkan jumlah Napi Teroris sebanyak 155 orang. Tidak jelaskan lagi berapa total keseluruhan Napi yang ada sebenarnya.
  • Dari angka 155 orang disebut Polri juga bahwa yang melakukan penyanderaan sebenarnya hanya 10 orang. Sementara sisanya tidak ikut-ikutan.  Pertanyaannya kemudian, kalau hanya 10 Napi Teroris yang membuat keributan, mengapa Polri harus mengerahkan 1.000 Personil untuk mengatasinya?
  • Disebutkan bahwa telah terjadi Penyanderaan selama 30 jam. Yang ganjilnya mengapa tidak ada tuntutan dalam penyanderaan tersebut. Tuntutannya hanya minta logistic makanan untuk ditukar dengandan 1 sandera . Setelah itu tidak ada tuntutan lagi dan para napi langsung menyerah  4 jam kemudian. Ini terkesan begitu mudah tetapi mengapa  sampai harus hampir 40 jam Mako bisa dikuasai para Napi Teroris?
  • Selanjutnya setelah Mako dikuasai dikabarkan bahwa  155 Napi Teroris langsung dipindahkan ke penjara Nusa Kambangan. Ini ganjil karena seharusnya setelah Mako Brimob dikuasai, Polri harus menjelaskan siapa saja 10 Napi yang melakukan Penyanderaan. Mereka harus dikenai hukuman tambahan karena telah menyandera apparat dan membunuh 5 prajurit Polri. Mengapa tidak ada proses hukum sama sekali terhadap 10 Napi tersebut?
  • Kembali ke pertanyaan dalam  artikel sebelumnya. Bahwa  Kronologis Kejadian juga tidak ada penjelasan yang masuk akal dari pihak Polri. Hanya disebut penyebabnya masalah Makanan. Mosok hanya gara-gara  1 orang protes makanan bisa membuat napi-napi lainnya mampu menjebol jeruji-jeruji  dan dinding penjara lalu kemudian bisa menyerang 10 petugas? Ini tidak jelas  dan sangat sulit membayangkan  kronologis kejadian seperti ini.
  • Ada informasi lain ketika media menanyakan siapa yang  harus bertanggung-jawab atas Tragedi Brimob, Kadiv Humas Polri menyatakan  Menkumham yang harus bertanggung jawab karena LP Brimob itu cabang LP Salemba.  Pernyataan ini kembali membingungkan.  Tahanan Napi itu tahanannya Brimob/ Densus 88. Kejadiannya di Mako Brimob. Mengapa Menkumham yang harus bertanggung-jawab?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun