Mohon tunggu...
Politik

Apakah Orang Ketiga atau Sumber Waras Penyebab Ahok Gugat Cerai Vero?

9 Januari 2018   14:51 Diperbarui: 9 Januari 2018   15:18 5383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Makassar.TribuneTimur

Kabar Ahok menggugat cerai Veronica Tan memang bagai Petir Hebat yang menggelegar di siang bolong yang terasa begitu telak menghantam nurani para pengagum Ahok. Sangat sulit dipercaya dan sangat menyakitkan.

Saya tidak heran bila di Kompasiana ini maupun di media-media social yang ada sejak 2 hari terakhir banyak Fans Ahok alias Ahoker yang  menyebut kabar gugatan cerai Ahok sebagai Hoax.  Saya juga tidak heran ketika mereka berusaha menyebarkan Hoax kabar baik untuk mengcounter berita itu meskipun hal itu sangat menggelikan. Bagaimana mungkin sebuah Hoax bisa meredam fakta yang sudah ada.

Flashback sesaat, sepanjang tahun 2016 hingga pertengahan 2017 para Ahokers di Kompasiana sangat mengenal saya sebagai penulis yang Anti Ahok. Sayapun mengenal karakter para Ahokers dengan baik.

Ketika berkali-kali saya menulis artikel  mengupas kesalahan-kesalahan Ahok pada Kasus Sumber Waras, pada Kasus Reklamasi dan lainnya. Meski lengkap dengan fakta dan argument tak terbantahkan, mereka para Ahokers tidak percaya sama sekali. Mereka memusuhi saya dan menganggap saya melakukan negative campaign atau pembunuhan karakter Ahok.  Dari situlah saya mulai mengenal dengan baik karakter para Ahokers.

Lalu ketika meledak Kasus Al-Maidah, mereka pun tidak percaya bahwa itu sebuah kesalahan dari Ahok. Mereka malah menyalahkan kalangan umat Islam dan menyimpulkan beberapa kalangan umat Islam  sebagai kalangan Sumbu Pendek.  Begitu hebat pembelaan mereka.  Ahok begitu sempurna di mata mereka. 

BPK bilang Ahok salah di Sumber Waras, BPK diserang Ahokers. Revaputra Sugito bilang Ahok salah di Reklamasi, Reva Sugito diserang habis-habisan para Ahokers.  Banyak umat Islam marah karena Ahok bilang Ayat Al-maidah bisa dipakai sebagai alat untuk membohongi umat, Banyak umat Islam yang dicap sebagai kalangan Sumbu Pendek. Dan lainnya, dan seterusnya.

Yang terakhir ketika saya membuat analisa  yang merangkum Hasil Survey Elektabilitas Pilgub DKI yang sudah jelas-jelas selama setahun sebelum Pilgub DKI digelar telah menempatkan Elektabilitas Ahok hanya di kisaran 40 %, mereka tidak mempercayai sama sekali.

Bahkan ketika Pilgub DKI digelar dengan hasil yang sepadan dengan hasil survey, mereka tidak percaya sama sekali.  Mereka menganggap Ahok kalah karena permainan kotor lawan politik. Mereka menganggap kubu Anies melakukan Politik Identitas dan mereka menyimpulkan Pilgub DKI 2017 sebagai Pilkada paling brutal yang dilakukan kubu Anies. Padahal sangat jelas fakta yang ada malah sebaliknya dimana ada dugaan kriminalisasi  kepada lawan politik Ahok, begitu juga Money Politik yang telah dilakukan kubu Ahok pada 2 hari sebelum Pencoblosan Kedua digelar.

Dalam Pilgub DKI 2017 Ahok memang Kalah secara alami. Itu fakta dan itu sesuai dengan Analisa sebelumnya dan Logika yang ada. Tidak seharusnya fakta itu dilawan dengan menghembuskan isu-isu dan hoax bahwa Ahok kalah karena factor double minority, Ahok kalah karena kalangan Sumbu Pendek dan seterusnya.  Ahok kalah ya memang dia kalah.  Anies lebih diinginkan warga DKI. Kenapa warga DKI yang disalahkan atas kekalahan Ahok?

Dan sekarang Ahok telah menggugat cerai istrinya.  Itu adalah Fakta.

Fakta itu sama halnya dengan Suratan Takdir.  Destini kalau orang Jawa bilang. :D.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun