Mohon tunggu...
Anggur Nur
Anggur Nur Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadi Pendidik yang Baik? Kenapa Tidak!

15 November 2017   22:36 Diperbarui: 15 November 2017   22:43 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru. 

Tentunya beliaulah yang menjadi panutan kita selama ini selain orang tua. Mereka-merekalah pahlawan tanpa tanda jasa yang selalu menuntut kita ke jalan yang lebih baik untuk menjadi generasi penerus bagi Indonesia yang tercinta ini.

Tanpa kita sadari kita semua adalah calon guru dan pendidik. Arti guru atau pendidik di sini bukanlah hanya sekedar guru di dalam lingkungan sekolah, namun pendidik dalam hal apa saja dalam kehidupan sehari-hari. Yang pasti adalah kita semua adalah calon pendidik bagi anak-anak kita nanti. Kita harus bisa mendidik anak kita untuk melakukan hal yang baik. Selain mendidik mereka, kita juga harus memberikan contoh bagi mereka tentang hal apa saja yang baik itu tadi.

Di dalam artikel kali ini, saya akan membahas tentang pendidik dalam artian guru sekolah. Karna saya sendiri adalah calon pendidik, hehe aamiin.

Sebagai pendidik kita juga harus bisa mengelola kelas menjadi kelas yang aktiof dan semangat. Dan kita juga tidak boleh menjadi guru yang pasif. Jika kita pasif, lalu siapa yang akan menjadi penyemangat bagi anak didik kita nanti? Maka dari itu, disini akan dibagikan beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang guru dalam proses belajar mengajar.

Yang pertama adalah kita sebagai pendidik harus memiliki strategi pengajaran yang baik di dalam kelas. Tentunya strategi pembelajarn yang utama adalah dapat membangkitkan semangat anak didik dan tentunya tidak membosankan. Nah, caranya adalah dengan mengadakan permainan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Ini dapat membuat anak-anak bersemangat ketika sedang belejar. Karena jiwa anak-anak masih jiwa bermain. Dunianya masih dunia bermain, maka dari itu gunakan dunia mereka untuk melakukan proses belajar. Cara lain yang dapat membangkitkan semangat siswa adalah dengan mengadakan proses belajar mengajar diluar kelas. Pasti anak-anak juga mempunyai rasa bosan, apalagi jika belajar di dalam kelas terus menerus. Maka dari itu cara ini juga dapat membuat siswa menjadi tidak bosan.

Yang kedua adalah kita harus bisa membangkitkan semangat siswa. Yaitu dengan cara pelajarn yang menggerakkan tubuh. Contohnya, bila sedang ada pelajarn tentang hewan, maka ajaklah mereka untuk mempraktekkan menjadi hewan tersebut. Dengan begini siswa akan mengetahui tentang hewan-hewan tadi, dan juga bisa menambah semangat mereka dalam belajar. Karena dunia anak juga dunia bergerak.

Cara yang ketiga adalah beri semangat siswa-siswa kita. Hal ini bisa kita lakukan dengan cara memberikan suatu pertanyaan kepada mereka, lalu salah satu yang bisa menjawab dari mereka diberi hadiah. Maka mereka akan senang, dan timbul semangat untuk belajar agar bisa menjawab pertanyaan dari kita dan mereka mendapat hadiah. Selain membangkitkan semangat mereka yang bisa menjawab pertanyaan, hal ini juga bisa memicu semangat mereka yang kurang aktif dalam kelas. Karena mereka melihat temannya yang bisa menjawab pertanyaan mendapat hadiah, mereka juga ingin mendapat hadiah. Maka dari itu, cara ini bisa membangkitkan semangat mereka dalam belajar.

Yang selanjutnya yaitu cara keempat. Selain memberi pembelajaran yang dapat memicu semangat mereka, kita juga harus melakukan pembelajaran yang dapat menantang kemampuan siswa. Seperti contohnya adalah ajak mereka praktek dalam pembelajaran. Tentunya dalam praktek itu yang bisa menggerakkan tubuh. Seperti tadi, menggerakkan tubuh layaknya hewan. Yang lainnya adalah dengan senam bersama teman. Atau kita bisa mengadakan outbound yang masih berbasis tentang pembelajaran tersebut. Ini akan menantang kemampuan siswa, antara kemampuan belajar dan bergerak mereka.

Cara yang kelima adalah menjadi pendengar yang baik. Sebagai guru kita harus siap dengan masalah masalah yang ada di dalam kelas yang sedang kita pegang. Misalnya, ada salah satu murid yang selalu murung. Cobalah kita dekati dia, kita masuk ke dalam dunianya, dan ajak mereka bercerita tentang bagaimana kabarnya, lalu bagaimana dia kalau di rumah. Lalu secara perlahan tanya kepadanya apa yang membuat dia murung dan tidak semangat jika di dalam kelas.

 Coba dengarkan dengan baik apa masalah dia. Jika dia belum mau bercerita, beri pengertian kepadanya bahwa jika bercerita itu bisa membuatnya lega dan merasa tidak terbebani lagi. Kalau sudah ketemu dengan masalahnya, coba bicarakan bersama sama solusi apa yang tepat untuk memperbaiki keadaan yang ada tersebut. Dengan begini, siswa tadi bisa lega dengan bercerita kepada orang bisa ia percayai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun