Mohon tunggu...
Anggit Restuningsih
Anggit Restuningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Kadang menulis di blog.

Halo. Saya biasa menulis di bawah nama penanya restyu. Seringnya menulis opini tapi kadang juga puisi atau mungkin cerita pendek. Tulisan lainnya bisa dibaca di https://hirestyu.blogspot.com/ Salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Haruskah Mulai Mencoba Cashless?

15 September 2022   21:25 Diperbarui: 28 September 2022   21:06 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pertanyaan ini akhir-akhir menghantui saya. Haruskah saya mencoba cashless?

Yah, sebenarnya sih beberapa transaksi yang kulakukan sudah tidak dilakukan secara tunai sih. Contoh gampangnya setiap belanja di toko online entah di lapak apapun, pasti pembayarannya menggunakan ATM atau e-wallet. Lebih suka saja sih dengan transfer dibanding harus COD karena entah kenapa menurut saya malah ribet.

Era sudah digital begini, jadinya perubahan pasti banyak terjadi dong. Transaksi tunai perlahan mulai bergeser menjadi transaksi digital. Jika ingatan saya tidak salah, di awal pandemi kemarin orang-orang dianjurkan bertransaksi nontunai alias cashless agar tidak melakukan kontak langsung sehingga angka penyebaran virus berkurang.

Lantas karena itu selama pandemi beberapa berita menyebut jika dompet digital di Indonesia semakin digandrungi. Kini bahkan tak sebatas di restoran besar dan minimarket, bahkan di warung mulai ada yang memasang dompet digital untuk transaksi.

Hal yang berkaitan dengan transportasi juga mulai menerima pembayaran digital. Tak cuma naik ojek online atau taksi online, bus dan kereta juga mulai menerima pembayaran dengan e-money. Bahkan parkir dan tol kini sudah memakai e-money juga.

Bicara tentang dompet digital, saya memang memakainya. Biasanya cuma sebatas untuk beli pulsa, bayar tagihan, dan bayar tiket kereta. Saya rasa pakai e-wallet praktis daripada harus bolak-balik ke ATM untuk transfer.

Cashless pertama untuk selain hal di atas yang pertama kali saya coba adalah pembayaran di restoran. Pengalaman itu sudah lama sekali jika diingat-ingat. Saat itu saya dan teman makan di salah satu restoran dan pembayaran yang kami gunakan adalah e-wallet dari Linkaja.

Alasan kami memilih bayar pakai e-wallet kala itu sederhana. Kami mengejar promo jadi ya bayarnya digital lewat dompet digital agar dapat promo. Lumayanlah dapat diskon, lebih murah sedikit dibanding harga aslinya. Siapa coba yang tidak suka diskon? Semua orang pasti suka diskon kan?

Selepas itu, ya sudah saya pakai dompet digital buat beli pulsa, bayar tagihan, dan tiket kereta lagi. Namun, hal berbeda terjadi beberapa waktu yang lalu. Saat beli jus kebetulan di tempatnya menerima pembayaran digital. Mengingat masih ada saldo OVO di HP ya sudah saya iseng bertanya.

"Bu, bisa bayar pakai OVO?"

"Bisa dong mbak. Silakan kalau mau bayar lewat OVO, pakai yang lain kaya Gopay atau Shopeepay juga bisa kok."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun