Mohon tunggu...
Anggito Dwi Sentanu
Anggito Dwi Sentanu Mohon Tunggu... Mahasiswa - College

2000'

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Tren Ikan Cupang Hias di Masa Pandemi COVID-19

17 April 2021   13:42 Diperbarui: 23 April 2021   21:28 2648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ikan cupang hias jenis Halfmoon (kompas.com)

Yogyakarta - Masa pandemi COVID-19 seperti sekarang yang semua masyarakat diharuskan untuk di rumah. Pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai ini pula membuat banyak masyarakat merasa jenuh. Sehingga sejumlah warga di Daerah Istimewa Yogyakarta mencari suatu kegiatan baru untuk mengusir rasa jenuh tersebut, salah satunya memelihara ikan cupang.  Tren ikan cupang hias di masa pandemi COVID-19 secara tidak langsung mengubah citra ikan cupang yang awalnya hanya sekedar ikan aduan menjadi suatu trend bisnis Cupang hias.

Banyak kalangan anak muda yang awalnya hobi travelling, olahraga, dan hobi yang harus berhubungan dengan banyak orang sekarang beralih menjadi hobi ikan cupang yang tentunya dapat dilakukan di rumah. Ada beberapa warga yang berhasil menjadi pengusaha bisnis ternak ikan cupang yang cukup menginspirasi banyak anak muda, salah satunya yaitu Barri di Desa Minomartani, Sleman, Yogyakarta. Barri merupakan mahasiswa di salah satu universitas di Yogyakarta. Di masa pandemi COVID-19 ini, Barri menjadi breeder atau peternak ikan cupang ini untuk mengisi waktu luang. Tidak hanya sekedar hobi, kegiatannya juga menjadi bisnis yang dapat menghasilkan pundi - pundi rupiah. Sebagai  penghobi ikan cupang, Barri sangat menyayangkan banyak orang yang hanya mengetahui ikan cupang hanya ikan petarung saja.

"Ya saya akui ikan cupang merupakan ikan territorial yang jika jadikan pada satu tempat ikan tersebut akan bertarung, namun jika dilihat dari sudut pandang penghobi seperti saya, ikan tersebut memiliki daya tarik tersendiri seperti keindahan warna dan bentuk ikan cupang tersebut," ujar Barri.

Awal mula Barri beternak ikan cupang karena melihat potensi dan daya jual ikan cupang dipasaran sedang naik-naiknya. Maka dari itulah Barri memutuskan untuk mencoba beternak  ikan ini dengan modal yang waktu itu sedikit karena ia juga seorang mahasiswa, maka dari itu Barri mencoba dari mencari indukan - indukan yang murah dan berkualitas tentunya. Setelah berapa bulan menjalani bisnis barunya ini Barri sudah mendapatkan penghasilan dari penjualan ikan cupangnya dan sekarang ia sudah memiliki tempat yang lumayan untuk beternak ikan cupang. Dengan harga yang saat ini terus naik, Barri optimis hobinya ini akan menjanjikan. Barri menggunakan media sosial seperti facebook dan instagram untuk media promosi agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat. Cara Barri mejual ikan cupangnya yaitu dengan cara lelang, karena sistem ini yang paling mudah dan serta jika kita sedang beruntung dapat menjual ikan tersebut dengan harga yang lumayan.

Pada umumnya ikan cupang yang diadu cenderung memiliki corak warna yang gelap dan tidak menarik dibandingkan ikan cupang hias, ikan cupang aduan tersebut sering kita sebut Cupang Bagan. Cara merawat ikan cupang terbilang cukup mudah. Siapkan akuarium, garam ikan atau pakai garam dapur yang kasar, kemudian airnya menggunakan blitz icht atau obat biru yang berfungsi sebagai penghilang jamur dan dapat mengelola stres ikan cupang itu sendiri. Kemudian masukan daun ketapang ke dalam aquarium untuk menjaga ph air. Sebelum ikan dimasukan ke dalam akuarium, air sudah harus diendapkan. Kebersihan akuarium yang kurang terjaga juga membuat ikan cupang menjadi stres. Stres pada ikan juga dapat menyebabkan umur ikan tidak lama. Tanda - tanda ikan stres itu biasanya tidak mau makan dan ekor atau sirip ikan mulai rusak. Itu tadi beberapa paduan tentang penanganan dan perawatan ikan cupang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun