Mohon tunggu...
anggina ramadani
anggina ramadani Mohon Tunggu... mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Universitas Jambi angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Seni

Warisan Budaya : Tari Asyeik Khas Kerinci

8 Juni 2025   20:28 Diperbarui: 8 Juni 2025   20:28 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar 1.1 Tari Asyeik Kerinci

     Ritus tari Asek Kerinci adalah bentuk tarian tradisional yang mengandung nilai spiritual yang sangat dalam bagi masyarakat Kerinci di Jambi. Tarian ini bukan hanya menjadi sarana hiburan atau ekspresi budaya, namun juga merupakan bagian penting dari berbagai tradisi dan ritual keagamaan di kawasan tersebut. Tari Asek merupakan bagian dari upacara asek, yang bertujuan untuk mendekatkan individu kepada kekuatan yang lebih tinggi, baik itu kekuatan spiritual maupun alam semesta. Salah satu hal yang mencolok dalam tari ini adalah gerakan yang melibatkan penggunaan properti seperti piring dan air, serta diiringi doa dan mantra.

     Ritus Tari Asek juga memiliki unsur penyembuhan yang sangat vital bagi penduduk Kerinci. Setiap kali pelaksanaan tari ini, terdapat sesi di mana roh nenek moyang atau kekuatan alam dipanggil untuk memberi perlindungan serta berkah bagi semua yang hadir dalam upacara tersebut. Menurut penulis di jurnal yang sama, tarian ini juga menjadi lambang usaha untuk menjaga dan menghormati alam, mengingat banyak elemen alami seperti air yang memiliki kedudukan penting dalam budaya Kerinci. Doa yang dipanjatkan oleh dukun menyebarkan energi penyembuhan, tidak hanya bagi tubuh yang sakit, tetapi juga di lingkungan sekitar, jelas seorang penduduk setempat yang pernah mengikuti ritus ini. Ini menunjukkan bahwa Tari Asek adalah ritual kolektif yang tidak hanya berfokus pada individu, tetapi juga memperhatikan keseimbangan energi dalam masyarakat.

     Salah satu nilai spiritual yang sangat ditekankan dalam Tari Asek adalah relasi antara manusia, alam semesta, dan para leluhur. Dalam tradisi masyarakat Kerinci, alam dianggap bukan sekadar tempat fisik, melainkan juga memiliki dimensi spiritual yang mempengaruhi kehidupan manusia. Ritus ini mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam serta berhubungan baik dengan leluhur yang diyakini selalu ada dalam bentuk energi mengelilingi kehidupan mereka.

    Seorang dukun senior menyatakan, "Alam ini adalah tempat di mana leluhur kami berada. Jika kita tidak menjaga energi alam dengan baik, kita akan terpengaruh oleh gangguan dari dunia lain. " Pandangan ini menunjukkan bahwa Tari Asek tidak hanya berfungsi sebagai alat penyembuhan fisik, namun juga sebagai cara untuk mempertahankan hubungan dengan dunia spiritual yang lebih luas. Oleh karena itu, Tari Asek memiliki dimensi spiritual yang kuat dan menjadi bentuk penghormatan terhadap kekuatan alam semesta.

     Keunikan Tari Asek terletak tidak hanya pada tujuan spiritual dan penyembuhan, tetapi juga pada unsur budaya yang menyertainya. Ritual ini mencakup berbagai elemen budaya, seperti pakaian adat, alat tradisional, dan musik khas yang digunakan untuk meningkatkan kekhusyukan selama upacara. Pakaian adat yang dikenakan oleh para peserta dan dukun tidak hanya bernilai estetis, tetapi juga dianggap sebagai perlindungan yang menyelaraskan tubuh dengan energi alam.

     Setiap pakaian dan alat yang dipakai dalam Tari Asek memiliki arti. Itu merupakan lambang perlindungan dan penghormatan terhadap energi yang kita gerakkan, ungkap seorang penduduk yang terlibat dalam ritus tersebut. Ini menunjukkan bahwa Tari Asek tidak hanya dilaksanakan secara fisik, tetapi juga dengan pemahaman yang mendalam mengenai simbol-simbol yang terdapat dalam setiap elemen ritual tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun