Mohon tunggu...
anggih baraq
anggih baraq Mohon Tunggu... Lainnya - ANGGIH SETIYO PANGESTU

Mahasisiwa Universitas Muhammadiyah Malang program studi Sosiologi Fakultas FISIP.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Harapan Perbedaan antara Rapid Test dengan Vaksin Corona

22 Januari 2021   21:45 Diperbarui: 22 Januari 2021   21:57 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber data foto di dapat dari: Uc Browser

Corona adalah virus yang sudah lama melanda berbagai negara namun masih hangat-hangat saja untuk di bicarakan, hal tersebut menjadikan seluruh negara yang terdampak corona ber bondong-bondong untuk memutuskan mata rantai wabah ini namun berbagai negara juga berlomba-lomba untuk menciptakan vaksin pelawan wabah corona ini.

indonesia sendiri juga telah membeli vaksin corona dari AstraZeneca dan Pfizer, lalu vaksin ini di ujicoba langsung dengan presiden indonesia dengan mejadi orang pertama di indonesia yang di vaksin. yang perlu di perhatikan atau KEYWORD saat ini adalah Pemerintah, Dokter,Vaksin, dan Masyarakat.

Vaksin corona sangat di butuhkan oleh semua negara termasuk indonesia, namun dengan pengalaman yang pernah terjadi di indonesia indonesia yang mana awal dari penyabaran virus covid 19 ini pernah tersebar berita yang mana untuk masyarakat yang akan melaksanakan rapid test akan geratis tidak di pungut biaya.

Namun setelah terlaksana masyarakat yang akan melaksanakan rapid test justru di pungut biyaya bahkan biyaya untuk melakukan rapid test tersebut semakin bulan semakin naik sehingga seperti ada permainan untuk mendapatkan keuntungan dari gentingnya virus yang ada di indonesia ini, hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan status antara masyarakat dan pemilik wewenang akan rapid test tersebut.

Meminjam teori dari tokoh sosiologi tentang Kekuasaan, Menurut Max Weber dalam bukunya yaitu Wirtscafet und Gessellshaft pada tahun 1992, Bahwa pengertian dari kekuasaan ialah sebuah kemampuan di dalam suatu hubungan sosial di dalam melaksanakan kemauan sendiri walaupun mengalami sebuah perlawanan dan juga adapun dasar dari kemampuan tersebut.

masyarakat memiliki keperluan yang di anggap penting lalu di haruskan untuk melaksanankan rapid tersebut namun terdapat perbedaan status dan kedudukan kekuasaan sehingga masyarakat menuruti akan permintaan yang di anggap menguntungkan diri sendiri tersebut.

Berita vaksin geratis bagi masyarakat yang di nilai rawan terhadap virus corona yang di nilai dari usia di harapkan benar terjadi dengan menggaris bawah i kata GERATIS di karenakan melihat dari pengalaman rapid test tersebut banyak masyarakat yang beranggapan kata geratis adalah kata pemanis atau pembuka akan tindakan pemberian vaksin terhadap masyarakat yang di nilai rawan akan virus corona ini.

Apa itu Corona?

Severe acute respiratory syndrome coronavirus, yang lebih di kenal dengan virus corona adalah sebuah penyakit yang penyebarannya tidak di kehui dengan jelas namun sangat mematikan bagi manusia, virus ini telah menyarang banyak negara di dunia ini bahkan penyebarannya sangat pesat sehingga dapat memandang siapa saja tanpa memandang usia entah itu, lansia, anak-anak, orang dewasa, bahkan sampai ibu hamil pun dapat tertular oleh virus corona ini.

infeksi dari virus corona ini pertama kali di deteksi di negara Wuhan China pada akhir Desember 2019, dengan penyebannya yang sangat cepat di haruskan setiap negara melaksanakan Budaya baru yaitu dengan membatasi aktifitas masyarakatnya hingga melarang setiap individu yang akan bepergian sampai melaksanakan PSBB (pembatasan sosial bersekala besar).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun