Mohon tunggu...
Anggie D. Widowati
Anggie D. Widowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Penulis Novel: Ibuku(Tidak)Gila, Laras, Langit Merah Jakarta | Psikolog | Mantan Wartawan Jawa Pos, | http://www.anggiedwidowati.com | @anggiedwidowati | Literasi Bintaro (Founder)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perkosaan Tak Ada Hubungannya dengan Cara Berpakaian

24 Juli 2019   02:42 Diperbarui: 24 Juli 2019   02:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat ini lagi ramai dibicarakan mengenai hubungan antara cara berpakaian dengan tindakan pemerkosaan.
 
Kalau ditelusuri lebih jauh cara berpakaian tidak ada hubungannya dengan kejadian pemerkosaan. Sebelumnya kita bahas dulu apa itu perkosaan?

Pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak seksual yang terjadi ketika seorang manusia (atau lebih) memaksa manusia lain untuk melakukan hubungan seksual dalam bentuk penetrasi vagina atau anus dengan penis, anggota tubuh lainnya seperti tangan, atau dengan benda-benda tertentu secara paksa baik dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. (Wikipedia)

Pemerkosa tidak tepengaruh apakah wanita yg akan menjadi korbannya selalu berpakaian tertutup (sopan) atau sebaliknya, berbusana seksi.

Terbukti bahwa korban perkosaan ada juga yang kesehariannya berpakaian sopan. Dan banyak wanita yang sering menggunakan busana seksi tetapi tidak pernah menjadi korban perkosaan.

Kenapa?

Karena perkosaan terjadi pada korban yang sudah dikenal oleh pelaku. Jadi misalnya ada seorang wanita berpakaian minim, jalan-jalan di mall tidak lantas dia akan menjadi korban perkosaan.

Ingat nggak kasus di Lampung, seorang gadis disabilitas diperkosa oleh ayah dan saudara-saudara lelakinya?

Apakah gadis itu pakai pakaian minim setiap hari? Tidak. Tetapi dia menjadi korban karena dia lemah, tidak akan bisa memberontak, dan tentu saja pelaku tahu hal itu.

Kebanyakan kasus perkosaan tidak terjadi spontanitas, tetapi setidaknya sudah ada ancang,-ancang dari pelaku kepada korban. Tak heran kalau ada guru memperkosa muridnya, atau ustad memperkosa santrinya.

Biasanya wanita yang menjadi korban perkosaan adalah wanita yang terlihat lemah, seperti: tidak populer, bingung, cemas, tidak percaya diri mudah dipengaruhi dan semacamnya.

Ada cara-cara preventif untuk menghindari tindakan perkosaan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun