OPINI
Saat tahu Bumi Manusia, salah satu novel Pramoedya Ananta Toer akan difilmkan, aku yakin akan terjadi polemik di kalangan netizen.
Salah satu buku dari Tetralogy Buru itu adalah novel yang luar biasa, siapapun tahu. Film ini akan digarap oleh sutradara Hanung Bramantyo. Peryataan awal Hanung sudah  kurang menarik, terutama saat memilih pemeran tokoh Minke yang jatuh pada aktor remaja Iqbaal Ramadhan yang sebelumnya memerankan tokoh Dilan.
Mau difilmkan silakan, tapi ada kekawatiran, yang muncul nantinya justru film recehan, seperti beberapa novel bagus sebelumnya yang justru menjadi jelek ketika difilmkan.
Film Gie misalnya, casting aktornya payah. Gie adalah tokoh pergerakan angkatan 66 berdarah China. Kenapa aktor yg dipilih Nicholas Saputra yg berwajah bule.
Nilai sejarah dan ketokohannya pun seakan memudar.
Film Sang Penari, yang diangkat dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, juga mengalami pendangkalan yang sama. Judul novel yang magis itu dalam filmnya diganti dengan Sang Penari. Padahal gregetnya justru pada kata "Ronggeng".
Kalau toh akhirnya Iqbaal 'Dilan' ini yang nantinya memerankan Minke, banyak netizen yang merasa pesimis dengan film itu sendiri.
Kekinian mungkin, anak muda jaman now, tapi seorang Minke, karakter yg terlalu kuat untuk dimainkan aktor kemarin sore ini.
Sepertinya, ini hanya soal target market. Persis saat sineas Indonesia memasang Nicholas Saputra sebagai Gie. Saat itu emang Nicholas adalah aktor yang lagi di atas angin, alias paling populer. Jadi pemasangannya dalam peran itu sengaja untuk mengejar target tiketing.