Mohon tunggu...
Anggi Afriansyah
Anggi Afriansyah Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Masih terus belajar. Silahkan kunjungi blog saya: http://anggiafriansyah.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Vaksin

17 Juli 2021   12:50 Diperbarui: 17 Juli 2021   14:37 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

Sebagai penyintas COVID-19 saya dan istri beruntung sudah divaksin. Saya dan istri mendapat jatah vaksin dari kantor tempat kami bekerja setelah tiga bulan bebas dari COVID-19.

Kedua orangtua saya sudah mendapatkan vaksin. Ibu saya masih aktif bekerja, sementara bapak yang sudah pensiun kebagian vaksin dari jatah sekolah istri yang membolehkan keluarga untuk vaksin. Papa mertua pun sudah vaksin, sementara Ibu sudah mendapatkan dosis pertama.

Mendapatkan vaksin, apapun jenisnya, merupakan kemewahan. Di saat banyak orang harus memburu ke sana ke sini kami beruntung tinggal menunggu. Karena saya tidak bisa ikut vaksin massal di kantor, saya harus ke Puskesmas Mampang, Jakarta Selatan. Kesan saya selama menunggu, layanan yang diberikan oleh para petugas kesehatan sangat baik. Semua tertata, mulai dari kedatangan, menunggu cek kesehatan, vaksin, sampai observasi setelah vaksin.

Vaksinasi pertama yang saya ikuti bersamaan dengan para Lansia.  Bagi para Lansia yang harus dipandu dan dibantu dengan baik oleh para petugas di Puskesmas. Hal menarik yang saya amati selama proses vaksinasi adalah para Lansia yang bersemangat. Ada yang datang bersama rekan masing-masing ataupun didampingi oleh sanak keluarga karena harus menggunakan kursi roda. Wajah mereka begitu sumringah ketika proses vaksinasi dilakukan. Semoga mereka sehat-sehat semua.

Setelah dua vaksin saya tak merasa efek samping. Hanya ngantuk, tetapi itu saya anggap biasa saja sebab memang saya tipikal orang pelor (nempel molor). Istri pun tidak merasakan efek setelah vaksin.

Apakah setelah COVID19 plus vaksin saya jadi lebih imun terhadap COVID19? Saya tidak pernah tahu. Tapi istri saya mendapatkan cerita langsung dari tetangga yang merupakan petugas kesehatan tentang beda antara seseorang yang sudah vaksin dengan yang belum.
Jadi begini. Ketika terkena COVID-19 di bulan Januari kami dibantu salah seorang tetangga yang merupakan petugas kesehatan untuk Swab PCR mandiri. Beberapa minggu lalu ia sempat harus istirahat total karena kelelahan. Mengapa? ternyata karena memang RS tempatnya bekerja, seperti RS lain, penuh dengan pasien COVID-19.

Ia bilang, ketika Mas dan Mba positif, saya tahu RS penuh di mana-mana dari berita, tetapi RS tempat saya bekerja tidak penuh. Biasa saja. Satu hari paling saya Swab 7-8 orang, baik home care maupun di RS. Saya ingat, ketika itu kami memutuskan Swab mandiri karena mendapat kabar bahwa hasil Swab di Puskesmas agak lama keluar hasilnya.


Ia melanjutkan, saat ini selain dari berita saya merasakan langsung RS penuh. Kami kewalahan. Setiap hari ada yang meninggal. RS kesulitan menampung. Gunakan masker dobel, sebutnya. Jika belum vaksin, segera vaksin. Jika sudah vaksin, risiko menjadi lebih rendah. Yang terkena varian baru dan belum vaksin menjadi lebih rentan, sebutnya.

Maka, jika ada kesempatan vakin, segeralah vaksin. Apalagi sekarang dibuka ruang untuk segera mendapatkan vaksin. Siapa tahu ini ikhtiar yang baik untuk mengurangi segala macam keburukan. Namanya juga usaha.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun