Mohon tunggu...
Angga Yuda Pradana
Angga Yuda Pradana Mohon Tunggu... pegawai negeri -

belajar memahami hidup

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ketika Perpanjangan Waktu Mengubah Segalanya, Congrats

18 Mei 2014   16:46 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:24 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Gimana seh rasanya dahaga gelar dalam kurun waktu yang cukup lama? Gimana seh rasanya saat momentum untuk meraih gelar di depan mata dan tiba-tiba momentum itu menghilang di sabet oleh tim lain? Dan gimana rasanya ketika semua musim liga telah berakhir dan kemungkinan untuk mendapatkan gelar di setiap kompetisi kian tertutup namun ada secercah harapan. Secercah harapan yang lagi-lagi hampir saja pupus. Mungkin pertanyaan ini bisa anda tanyakan kepada pendukung setia Arsenal.

Kompetisi liga Inggris 2013/2014 telah berakhir. Penampilan di awal musim hingga paruh musim yang meyakinkan ternyata tak dapat berlanjut sampai kompetisi ini berakhir. Hasilnya klub ini harus puas bertengger di posisi 4 klasemen. Tanpa gelar untuk kesekian kalinya membayangi tim serta para pendukung setia klub ini. Praktis sejak tahun 2005, artinya telah sembilan tahun lamanya nirgelar diberbagai kompetisi. Saat kemungkinan mendapatkan satu pun gelar mulai tertutup, masih ada satu kompetisi di musim ini yang memberi secercah harapan. Piala FA, harapan terakhir dari klub asal London ini yang mati-matian akan diperjuangkan anak-anak asuh Arsene Wenger.

Beredarnya rumor akan hengkangnya Arsene Wenger menjadi spekulasi beberapa media apalagi jika Arsenal tidak meraih satu tropi pun musim ini. Manajemen tim yang tidak jua memperpanjang kontrak sang arsitek klub yang akan berakhir musim panas ini semakin memperkuat rumor tersebut. Dan jalannya pertandingan hingga belum sampai menit kesepuluh saat Arsenal melawan Hull City di Final Piala FA semakin membuat rumor yang beredar akan menjadi kenyataan.

Sebuah final yang dramatis, tak hanya membuat jantung para pendukung Arsenal berdegup kencang tapi nasib sang pelatih jua dipertaruhkan. Tak sampai menit kesepuluh pertandingan ini, Arsenal telah tertinggal 2 gol dari Hull City. Lawan Arsenal yang di Liga Inggris harus berjuang terhindar dari zona degradasi dan akhirnya selamat duduk di posisi 16 klasemen akhir. Semangat yang berlipat-lipat telah sering menjadi kejutan saat tim-tim yang kecil yang tidak terlalu diperhitungkan bisa mengalahkan tim papan atas dan akhirnya keluar sebagai juara. Contoh nyata yang dialami Arsenal sendiri pada tahun 2011 silam saat dikalahkan Birmingham di Final Piala Liga dengan skor tipis 2-1.

Kali ini saat melawan Hull City seakan-akan kejadian suram ini akan terulang kembali. Gol yang terlalu cepat membuat Arsenal kalang kabut, beruntung lewat tendangan bebas yang dilesakkan Santi Carzola setelah Giroud dilanggar membuat kedudukan berubah 2-1 hingga babak pertama usai. Pada babak kedua Arsenal semakin meningkatkan intensitas serangan. Kokohnya tembok pertahanan yang dijalin pemain Hull menyulitkan Arsenal. Dan akhirnya bermula lewat sepak pojok, Laurent Koscielny berhasil menyarangkan bola ke mulut gawang Hull City. Kedudukan 2-2 bertahan hingga peluit tanda 90 menit pertandingan berakhir.

Memasuki babak perpanjangan waktu 2 kali 15 menit dengan serangan yang lebih variatif pertahanan Hull pun goyah, menerima umpat cantik dari Giroud, Aaron Ramsey menyepak bola masuk ke gawang Hull pada menit 108, skor berubah 3-2 dengan keunggulan Arsenal hingga pertandingan berakhir. Kemenangan yang diperoleh dengan susah payah. Kesolidan tim yang rapuh di awal pertandingan dibayar lunas dengan bangunan kerjasama serta semangat yang tak padam oleh pemain-pemain Arsenal.

Setelah sekian lama, akhirnya tim ini berhasil mencicipi lagi manisnya mengangkat tropi kejuaraan. Penantian yang panjang dan pada detik-detik terakhir dari semua kompetisi yang ada dan hanya tersisa satu kompetisi ini saja, pun hampir juga lepas dari genggaman. Akankah ini menjadi awal untuk mengangkat tropi-tropi berikutnya? Ataukah hanya sesaat menjadi pelepas rindu dan akan berpuasa gelar lagi, biarlah semua menjadi misteri dan itulah membuat pendukung Arsenal tetep setia dengan tim yang dibangun dari bibit-bibit muda bertalenta. Tak hanya gelar instan yang didapat karena mendatangkan pemain instan dengan harga-harga yang selangit pula.

Bagi pendukung tim lainnya tak perlu nyinyir “halah Cuma FA aja bangga”. Bukankah ada yang dibanggakan lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Toh sekalipun tidak ada gelar juara yang didapat, proses membangun sebuah tim yang kompak dan padu hingga memberikan permainan yang menarik dan tidak monoton bisa juga dibanggakan. Layaknya dinamika politik, dukungan terhadap tim-tim tertentu pun kadang sampai saling menjelekkan tim lainnya. Menurut sebagain pendukung itulah serunya, itulah gregetnya. Tapi secara pribadi menurut saya tidak ada yang seru dan greget kalau dengan cara menjelekkan apalagi menjatuhkan tim atau pendukung lain.

Selamat untuk tim lain yang telah meraih beberapa tropi sekaligus. Selamat juga buat Arsenal atas raihan satu-satunya tropi FA di musim ini. Apresiasi yang tinggi juga atas tim ini yang dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir tidak silau akan datangnya pemain-pemain bintang ke klub-klub tetangga. Karena itu pantaslah bila Victoria Concordia Crescit disematkan kepada kalian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun