Mohon tunggu...
anggauin
anggauin Mohon Tunggu... Dosen - Angga Teguh Prastyo adalah dosen pada UIN Maulana Malik Ibrahim Malang konsentrasi studi pada penelitian skripsi mahasiswa serta pengembangan Manajemen Pendidikan Islam. Akun Youtube: anggauin

Angga Teguh Prastyo adalah dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sehari-hari mengajar pada program studi Manajemen Pendidikan Islam. Peminatan tulisan pada bidang Manajemen Pendidikan Islam serta isu-isu terkait dengan pendidikan agama Islam. Sehari-hari membuat konten mengenai penelitian dan skripsi mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

PMII dan Nilai-Nilai di Balik Sejarah Perjuangan Bangsa

25 November 2023   06:50 Diperbarui: 25 November 2023   06:57 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PMII dan Nilai-Nilai dibalik Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Oleh : Angga Teguh Prastyo, M.Pd

Dosen MPI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Pengurus Bidang Intelektual Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat "Sunan Ampel" UIN Malang tahun 2005-2006

  • Nasionalisme Sebagai Perekat dan Pembentuk Nilai-Nilai Kepahlawanan dan Sejarah Perjuangan Bangsa

Tugas kita sebagai mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang memiliki ikatan ideologis dengan PMII ketika mempelajari sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang paling utama adalah (1) meneguhkan kembali nilai-nilai nasionalisme dari yang diwariskan oleh para pejuang bangsa. (2)  Melakukan kontekstualisasi nilai-nilai historis dan heroisme dalam sejarah perjuangan bangsa tersebut dengan kapasitas diri sebagai mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang menjadi anggota PMII Rayon Chondrodimuko. (3) Bangga dan berbuat kebajikan secara berkelanjutan dengan bekal keorganisasiaan yang transformatif dan progresif yang ditempa saat mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) XXX yang diadakan oleh PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko pada Sabtu 25 November 2023 di MTS Raudlatul Ulum Karang Ploso. Bahkan apabila konsep nasionalisme dihubungkan dengan peristiwa sejarah di masa kerajaan-kerajaan yang ada di nusantara, sebagian ahli sejarah mengungkapkan nasionalisme tersebut merupakan konsep kebangsaan yang sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit. Konsep nasionalisme hadir ketika kerajaan dari Mojokerto tersebut menyatukan seluruh wilayah yang sekarang disebut sebagai Indonesia (Meteray, 2022).

Ketika berbicara mengenai sejarah perjuangan bangsa Indonesia di masa kolonialisme maupun mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada saat itu para penulis sejarah selalu mengedepankan konsep nasionalisme dan pendidikan yang dilaksanakan pada masa pergerakan. Ini menandakan bahwa nasionalisme dan pendidikan merupakan dua konsep utama untuk membangun warga negara yang memiliki militansi dan ideologi yang kokoh (Perdana & Pratama, 2022). Nilai-nilai nasionalisme merupakan sebagai nilai yang menggerakkan keberanian tekad maupun totalitas dari sebuah perjuangan yang menggerakkan para pahlawan kita terutama dalam mengusir para penjajah di masa silam, sebagaimana tergambar dalam tabel berikut ini:

dokpri
dokpri

Berdasarkan tabel di atas, Sejarah perjuangan bangsa Indonesia JANGAN hanya dipahami sebatas kumpulan dari peristiwa masa lalu namun sesungguhnya adalah sebuah langkah progresif dalam menjalani kehidupan saat ini. Sebagai kader PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko  yang harus dilakukan ketika mempelajari sejarah adalah melihat bahwa peristiwa masa lalu memiliki kegunaan bagi para bekal kehidupan di masa sekarang. Memang faktanya sejarah, kata Cotton Mathen tidak lepas dari cerita yang didalamnya mengandung pujian dan dianggap sebagai anugerah dari masa lalu yang diceritakan kembali dengan antusias ataupun sebaliknya sejarah merupakan sebuah tragedi sebuah peristiwa yang menyakitkan yang kemudian diceritakan kembali pada masa kini. Dengan mempelajari sejarah perjuangan bangsa Indonesia menjadi ajang dalam penguatan literasi kesejarahan para kader PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko. Penguatan literasi yang dimaksud adalah dari peristiwa sejarah tadi terlihat bahwa nasionalisme maupun sikap-sikap multikultural yang dicontohkan oleh para tokoh pergerakan Indonesia yang berasal dari berbagai macam suku dan daerah di Indonesia merupakan satu warisan (legacy) berbasis multikultural yang saat ini sedang ditransformasikan dalam diri kita sebagai kader PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko (Kurniawan, 2021).  

Sudah semestinya kita sebagai kader PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko  harus mampu Mengintegrasikan nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa dalam konteks kehidupan keorganisasiaan di PMII "KAWAH" Chondrodimuko.  Tujuannya agar kita sebagai kader PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko memiliki arah yang jelas untuk menciptakan rasa kepahlawanan maupun membentuk identitas para kader secara kolektif dalam menjalankan perannya sebagai anggota maupun pengurus. ini berarti dalam proses pembentukan identitas tadi melalui nilai-nilai sejarah yang dipelajari merupakan bentuk pengembangan bahkan pembaharuan dari identitas kader PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko  menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

  • Menjalani Kehidupan Transformatif Sebagai Kader PMII "KAWAH" Chondrodimuko  

Ada ungkapan Hidup yang menarik yakni dikatakan bahwa kehidupan tak lain adalah sebuah It's a journey of discovery. Ketika membincangkan sebuah transformasi hidup yang dijalani dari keputusan untuk ikut dalam PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko,  maka hal itu dapat diartikan sebagai sebuah proses menempatkan diri dalam kehidupan yang mengalami pasang surut motivasi maupun visi dan misi yang telah ditetapkan. Satu yang hakiki dari itu semua adalah terkadang kita menuruni sebuah lembah keputus-asan yang dalam dan tanpa harapan namun juga kita mampu meraih puncak kesuksesan seakan berada di atas puncak gunung. Kita harus memahami bahwa memutuskan diri aktif di PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko  merupakan sebuah anugerah Tuhan dalam bentk sebuah kekuatan yang diberikan agar kita mampu saling menguatkan dan berkolaborasi satu sama dengan yang lain. Dalam catatan sejarah perjuangan bangsa, sebuah misi akan mudah terwujud manakala dilaksanakan secara terorganisir, sistematis dan kental dengan spirit berkolaborasi antar anggota yang dimiliki. Ini merupakan fakta sejarah yang tidak bisa terbantahkan. Oleh karena itu, militansi organisasi PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko  perlu dibangun dengan memiliki kader yang memiliki sikap dan karakter kolaboratif serta mampu melaksanakan prinsip-prinsip organisasi dengan konsisten.

Sebagaimana motto dari kegiatan MAPABA kali ini yang mengusung tema Menumbuhkan Generasi Mu'taqid dengan Pemahaman Keorganisasian yang transformatif dan Progresif, maka agar terbentuk jiwa yang progresif ketika menjalani diri sebagai kader PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko,  disitu diperlukan langkah pertama yang fundamental. Apa yang perlu dilakukan? Yakni dengan menata jalan pikiran dan hati yang positif di antara para peserta MAPABA PMII "KAWAH" Chondrodimuko  . Sebab apabila kader PMII "KAWAH" Chondrodimuko  memiliki pikiran dan hati yang positif, diyakini mampu melahirkan gagasan dan rencana kehidupan yang lebih efektif dan terarah. Inilah awal untuk membangun sebuah perjalanan hidup sebagai kader PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko  menjadi transformatif. Kesuksesan hidup itu tidak tergantung dari berapa jumlah kekayaan atau popularitas dari seorang kader PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko. Kesuksesan hidup dibangun dari sebuah proses penempaan diri dari sebuah "kawah kehidupan" serta menjalani setiap proses yang dilalui dengan riang gembira. Itu artinya di dalam proses "jatuh bangun" di PR. PMII "KAWAH" Chondrodimuko selalu dijalani dengan rasa syukur dan kepuasaan yang sangat dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun