Mohon tunggu...
Irfan Hanif
Irfan Hanif Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Stay healthy

Berhenti bersikap ragu-ragu dan bimbang, teruslah menatap ke depan demi masa depan yang cemerlang...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tugas Sekolah Masih Biasa, Dibanding Tugas Hidup

9 April 2019   22:17 Diperbarui: 9 April 2019   22:31 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://yohfeed.com/wp-content/uploads/2018/08/Stress-Liver-and-TCM-1.jpg

Setiap hari anak-anak sekolah selalu ada saja yang mengeluh pusing, males, mageran, bete, tak mau masuk sekolah, tak mau belajar, mengikuti ujian, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Walaupun hal itu memang merasuki diri kita tetapi kita tetap harus mengikuti peraturan yang sudah diberikan sekolah dan menjalani kewajibannya.

Mau bagaimana lagi, jika tidak mengikuti pelajaran nanti tidak mengerti saat ujian tiba. Tidak mengerjakan tugas maka tidak akan ada nilai di rapot nantinya, tidak belajar nantinya tidak bisa mengerjakan soal ujian dengan benar. Itu semua memang harus ada dorongan apapun itu bentuknya.

Misalkan minta dibelikan laptop/hp baru oleh Ayahnya. Si Ayah sudah membelikan sesuai apa maunya si anak, maka syarat anak itu adalah harus sekolah yang benar, belajar yang rajin jangan malas, serta jika guru menerangkan harus memperhatikan di kelas dan masih banyak lagi. Tentu dong jika kemauan kita sudah dituruti orang tua, kita juga harus menuruti kembali keinginan orang tua pada kita.

Orang tua apalagi seorang Ayah yang bertugas mencari nafkah banting tulang, lelah sekali demi membiayai kita sekolah bahkan sampai S-1 bukanlah sesuatu yang dianggap remeh dan enteng. Betapa berat perjuangannya, maka itu jika masih sekolah dan dibiayai sebaiknya lakukanlah kewajiban dan tugas sekolah dengan benar.

Tugas sekolah itu masih belum ada apa-apanya deh, karena kalau kita tahu ya sekolah itu tugasnya hanya belajar, memerhatikan guru, mengerjakan soal, PR/tugas, mengerjakan ujian, belajar untuk ujian, mengerjakan ujian praktek, UN, UAS seperti itu saja. Dan bagaimana caranya kita harus mendapatkan hasil yang maksimal dari itu semua, caranya? Ya belajar yang rajin dan sesering mungkin. Itu saja sudah cukup kok.

Jadi sepertinya belum perlu untuk memikirkan sesuatu yang berat seperti beban hidup, biaya ekonomi, dan lain sebagainya selagi orang tuanya masih mampu membiayainya. Ketika sudah lulus sekolah akan mendapat ijazah dan ijazah itu adalah bukti prestasi/sertifikat kita karena sudah menyelesaikan belajar dari kelas awal sampai akhir.

Apa jadinya jika tugas yang dilakukan adalah tugas hidup? Pasti lebih berat dan penuh tantangan serta tanggung jawab besar kan. Bayangkan saja, kita harus membiayai kehidupan untuk keluarga, harus bekerja keras tak kenal lelah. Dan dari kerja keras itu kita akan mendapatkan penghasilan untuk dibagikan kepada keluarga.

Justru sekolah yang sebenarnya adalah ketika sudah memasuki masa dewasa dan kita sudah menjadi anggota masyarakat. Sudah masanya untuk memasuki dunia nyata yang penuh persaingan, sudah waktunya untuk menghadapi berbagai macam tanggungan.

Disitu kita belajar, kita sekolah bagaimana supaya pembelajaran kita ini berhasil selama menjalani tugas hidup tersebut. Memang sekalipun sudah menjadi anggota masyarakat kita masih merasa harus banyak belajar, namun bukan pelajaran seperti di sekolah. Tetapi belajar untuk bisa menyadari dan menghadapi kenyataan yang sebenarnya.

Maka itu jika Ayah kita terkadang melakukan kesalahan, yang membuat kita kesal/marah lebih baik jangan berkata kasar. Sebab Ayah adalah orang/tulang punggung keluarga pada umumnya. Merekalah yang mencari uang dari kerja kerasnya untuk kita, merekalah juga yang mengorbankan banyak waktunya demi bekerja lelah letih untuk kita.

Serta merekalah pula yang memiliki kurang waktu untuk berkumpul keluarga karena masalah pekerjaan penting, sehingga diharuskan untuk meninggalkan keluarganya demi mendapatkan penghasilan. Dan tentu itu akan dibagikan pula pada anak dan istrinya. Capek, penat, jenuh, berat, stress, itu pasti dialami oleh seorang Ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun