Mohon tunggu...
Aneu Andiani
Aneu Andiani Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN Tematik UPI: Literasi sebagai Solusi di Era "Kenormalan Baru" SDN 269 Griya Bumi Antapani

24 September 2021   15:15 Diperbarui: 25 September 2021   20:45 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi: Bersama pihak SDN 269 GRIYA BUMI ANTAPANI

Pandemi COVID-19 memiliki dampak sekunder yang begitu luas terutama terhadap sekitar 80 juta anak Indonesia. Pendidikan jutaan anak dan remaja terhambat, lebih dari itu akses layanan kesehatan, kecukupan gizi, dan perlindungan begitu terdampak besar. Tiap orang harus bisa bertahan baik secara finansial maupun mental. Ketimpangan semakin terjadi dimana-mana.

Direktur Eksekutif UNICEF memperingatkan bahwa "COVID-19 memiliki kemungkinan untuk memicu gangguan terbesar dalam sejarah modern yang berdampak pada kemajuan anak yang telah dicapai secara global." Terutama pada sektor pendidikan yang begitu esensial seperti halnya Pendidikan Sekolah Dasar.

Sejak Maret 2020, lebih dari setengah juta pusat layanan pendidkan dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga jenjang universitas harus tutup dan beralih ke pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kebijakan ini berdampak kepada lebih dari 60 juta anak. Tujuh puluh persen orang tua dilanda kekhawatiran akan hilangnya pembelajaran selama pandemi. Hal ini sangat serius karena sebelum pandemi datang, Indonesia tengah menghadapi tantangan pembelajaran yang serius karena 70 persen siswa berusia 15 tahun tidak dapat mencapai kemahiran minimum dalam kemampuan membaca dan matematika.

Baru-baru ini keputusan untuk membuka kembali sekolah diserahkan kepada pemerintah daerah dan sebagian besar sekolah sudah memulai kembali pembelajaran luring atau disebut juga PTMT (Pertemuan Tatap Muka Terbatas). Namun sekarang situasinya tidak sesederhana itu, setahun setelah pandemi menjadi akrab dengan kehidupan sehari-hari siswa ini harus menghadapi suatu "Kenormalan Baru" sekolah yang sebelumnya luring menjadi daring di masa pandemi dan kini kembali semi luring tentunya memiliki berbagai jenis kendala.

Salah satu temuannya yaitu anak pada usia 10 tahun atau pada jenjang SD kelas 4 masih ada yang belum mahir untuk membaca, hal ini merupakan salah satu dampak dari kurang atau minimnya literasi dimasa pandemi itu, maka dari itu Universitas Pendidikan Indonesia sebagai kampus pendidikan hadir dalam KKN Gelombang ke-2 Kali ini dengan mengangkat tema besar KKN TEMATIK LITERASI DAN REKOGNISI.

Sasasaran  dari KKN TEMATIK LITERASI DAN REKOGNISI ini adalah peningkatan Literasi Baca Tulis, Literasi Numerasi, Literasi Sains untuk program wajib, dan Literasi Daring beserta Literasi Finansial sebagai program pilihan. KKN ini juga memiliki sasaran pada jenjang pendidikan Paud, TK, SD, dan SMP.

Saya melaksanakan kegiatan KKN di SDN 269 GRIBA bersama beberapa rekan saya diantaranya Alief Rahman, Anggun Anggraeni, Tanti Fajriani Aisyah, dan Trisa Rahmadani dengan Dosen Pembimbing Lapangan Ibu Dina Siri Logayah, S.Pd., M.P.d. KKN TEMATIK UPI dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Literasi Baca Tulis, Literasi Numerasi, dan Literasi Sains. Literasi dapat ditingkatkan dimasa pandemi ini dengan cara bantuan dari berbagai pihak salah satunya adalah orang tua. 

Orang tua harus senantiasa dilibatkan dalam segala jenis kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran anak karena pada masa ini orang tualah yang menggantikan peran guru di rumah. SDN 269 GRIYA BUMI ANTAPANI sebelum pandemi ini melanda telah merencanakan beberapa program untuk meningkatkan literasi anak diantaranya menyediakan pojok baca, dan serangkaian program lainnya.

Dimasa Pembelajaran Jarak Jauh ini pihak SDN 269 GRIYA BUMI ANTAPANI dengan mahasiswa KKN melakukan pendekatan kepada orang tua siswa berupa memberikan referensi media pembelajaran menarik untuk anak, memberikan beberapa buku sumber bacaan non mata pelajaran hal itu semata-mata dilakukan untuk meningkatkan minat litetasi anak sebagai solusi dan jawaban atas kekhawatiran orang tua siswa di era kenormalan baru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun