Â
Sembungharjo-Genuk-Kota Semarang ( 28/7/2021) - Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia dan khususnya Indonesia membawa dampak yang luas khususnya pada penderita komorbid . Komorbid merupakan istilah kedokteran untuk menunjukan penyakit penyerta selain penyakit utama yang sedang diderita. Beberapa faktor dapat memicu terjadinya komorbid antara lain obesitas , diabetes , hipertensi dan asma .Â
Orang yang terpapar covid-19 tergantung dengan gejala yang dirasakan dan setelah diperiksa oleh medis dapat ditentukan klasifikasinya bisa ringan, sedang dan berat . Untuk penderita covid -19 yang mempunyai gejala ringan dapat melaksanakan isolasi mandiri di rumah dengan menerapkan protocol Kesehatan Covid-19 secara ketat , mematuhi anjuran dokter dan mengonsumsi obat atau suplemen yang diberikan .Â
Namun bagi penderita yang memiliki gejala sedang dan berat diwajibkan untuk isolasi di rumah sakit yang memiliki fasilitas pendukung . Fasilitas tersebut menjamin perawatan yang diberikan memenuhi syarat untuk merawat penderita gejala sedang dan berat .
Penyakit tidak menular (PTM ) dewasa ini menjadi beban berat bagi negara , menurut data Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) Â tahun 2007 dan 2013 menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan PTM secara bermakna , diantaranya prevalensi stroke meningkat dari 8,3 per mil pada 2007 menjadi 12,1 per mil pada 2013. Lebih lanjut diketahui bahwa 61 persen dari total kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular ,kanker , diabetes melitus dan PPOK.
PTM secara global telah mendapat perhatian serius dengan masuknya PTM sebagai salah satu target dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 khususnya pada Goal 3 : Ensure healthy lives and well-being. SDGs 2030 telah disepakati secara formal oleh 193 negara yang diselenggarakan di New York pada 25-27 September 2015.
 Hal ini didasari pada fakta yang terjadi di banyak negara bahwa meningkatnya usia harapan hidup dan perubahan gaya hidup juga diikuti oleh meningkatnya prevalensi obesitas , kanker , penyakit jantung ,diabetes dan penyakit kronis lainnya.
Pada KKN kali ini saya mengambil lokasi di Perumahan Sembungharjo Permai RT.01 RW.08 Kelurahan Sembungharjo Kecamatan Genuk Kota Semarang . Penerjunan KKN ini bersamaan waktunya dengan penerapan PPKM Darurat yang dicanangkan pemerintah mulai 3 sampai 20 Juli 2021 sehingga menyebabkan kreatifitas mahasiswa dalam menyampaikan gagasan dalam program kerjanya.
Studi pendahuluan yang saya lakukan dengan wawancara dengan Ketua RT 01 RW 08 , beliau menerangkan bahwa warga di sini memang ada yang sakit diabetes melitus , jantung dan pernah dirawat di rumah sakit , tapi jumlahnya tidak banyak dan sekarang orangnya sudah sembuh .Â
Dari pengamatan langsung saya jumpai sebagian besar warga memiliki lingkar perut cukup besar , dan jarang beraktifitas fisik minimal 30 menit . Menurut penuturan warga , bahwa ingin memiliki berat badan ideal tetapi susah untuk beraktifitas fisik karena waktunya untuk bekerja dan gemar mengkonsumsi manis dan asin , namun hingga saat ini merasa masih sehat .
Dari pengamatan yang saya dengar dan jumpai maka saya rencanakan program kerja pemberdayaan warga melalui deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular dengan komunikasi , informasi dan edukasi melalui media gambar menarik yang mengajak untuk peduli pada kesehatan diri , peragaan atau demo ukur faktor resiko penyakit tidak menular .Â