Viral Marketing
Sebut istilah buzz marketing, disaat para konsumen membicarakan pengalaman mereka dari mulut ke mulut mengenai produk dan jasa yang digunakan. Manfaat produk dan jasa tersebut direkomendasikan kepada rekannya, tanpa sadar buzz marketing sudah menjadi proses fenomena viral.
Kemudian ditambah lagi adanya promosi dan iklan di media massa. Para produsen sering mendorong adanya proses ini di kalangan konsumennya agar produk dan jasanya semakin dikenal dan digunakan.
Tentu saja sebuah proses berorientasi keuntungan, karena konteks viral di sini adalah sebuah momentum yang sengaja diciptakan. Ada upaya dan biaya dari produsen supaya produk dan jasanya menarik perhatian lantas terjual meningkatkan laba. Dan kehadiran media sosial semakin membuka lebar peluang terjadinya fenomena viral suatu produk dan jasa.
Riset dan pengembangan. Ini adalah proses penting dalam rangkaian terjadinya fenomena viral. Melibatkan tenaga ahli, dilakukan riset mengembangkan suatu produk atau jasa.
Hal apa saja yang diminati masyarakat, informasi terus dikaji dan diamati. Selain bertujuan menemukan komposisi fitur yang pas, proses ini memiliki orientasi menciptakan tren baru. Proses tersebut tidak mudah, sering kali memakan waktu panjang. Menggagas produk dan jasa secara optimal pasti membutuhkan uji coba.
Menentukan target. Jangan lupa, viral adalah momentum yang dapat diterima dan disebarluaskan oleh pihak yang tertarik dan menyadari keberadaannya, jadi perlu ditetapkan kepada pihak seperti apa suatu topik dari produk dan jasa akan digiring. Bagi masyarakat luas atau komunitas tertentu? Semuanya kembali lagi mengacu kepada konsep produk dan jasa yang dirancang.
Sekali lagi, keberadaan media sosial saat ini sudah menjadi media utama untuk promosi. Setiap harinya banyak hashtag bertebaran mengenai segala sesuatu.
Tujuannya supaya topik tertentu menjadi viral. Hanya saja mengingat karakteristiknya yang menyebar secara luas, perlu diupayakan pesan utama yang disampaikan tidak melantur.