Suatu sore di akhir pekan di sebuah coffee shop, setelah memesan secangkir hot Americano sambil merapikan beberapa buku yang baru saja dibeli, terdengar sebuah lagu lawas yang diputar. Lagu itu cukup dikenal, (Where Do I Begin?) Love Story,  dipopulerkan oleh Andy Williams, dengan nada intro yang cukup ikonik. Sejenak jadi teringat bagaimana lagu tersebut dulu juga pernah dipelajari dan dimainkan ketika belajar alat musik piano.
Love story. Kisah cinta. Mungkin saja setiap orang memiliki kisah cinta, kisah romantis. Cerita indah akan perasaan dua insan yang tenggelam dalam gelora asmara. Dan ketika memasuki bulan Februari,  para insan yang berpasangan kerap menyambut hari kasih sayang atau valentines day. Bagi mereka ketika dalam masa kasmaran, pastinya hari valentine sangat berkesan.
Sekilas Psikologi Cinta
Pada dasarnya semua manusia akan merasa bahagia jika diperhatikan, dan juga sudah kodratnya juga manusia perlu mencurahkan perhatian kepada sesamanya. Jadi wajar saja, ketika dua orang bertemu dan memiliki perasaan yang saling memperhatikan akan timbul rasa cinta. John Lennon pernah berujar juga, Love is real, real is love. Love is feeling, feeling is love. Love is wanting  to be loved.
Secara ilmiah, seorang psikolog asal Amerika Serikat yaitu Zick Rubin menyatakan bahwa cinta antar sesama manusia merupakan bentuk dari tiga perasaan turunan, yaitu perhatian, kasih sayang dan keintiman.
Tetapi mari kita tinggalkan dahulu pembahasan yang penuh romantisme tersebut, kita bicara perihal realistis dalam dunia nyata, yaitu bisnis. Karena pada dasarnya artikel ini bukanlah artikel percintaan, melainkan artikel mengenai konsep usaha diantara para insan yang sedang dibalut rasa cinta.
Love for Sale
Merupakan konteks bahwa cinta menjadi suatu ide atau inspirasi untuk mendorong penjualan, menciptakan laba. Ya, cinta adalah sesuatu yang menjual. Banyak komoditas dan jasa yang dapat dikemas dan dipasarkan dengan tema cinta.
Peluang bisnis untuk menggarap pasar percintaan senantiasa terbuka, karena di dunia ini tidak akan kehabisan pelanggan yang memiliki rasa cinta. Pelanggan seperti itu akan selalu ada, tinggal bagaimana para pelaku usaha dengan jeli dan cermat dapat menarik perhatian mereka.
Konsep komunikasi pemasaran seperti ini sebetulnya merupakan komunikasi antara pengusaha melalui produk dan layanannya dengan memanfaatkan perasaan para pelanggannya. Yaitu rasa cinta. Dengan berdasarkan cinta, seseorang akan rela melakukan banyak hal untuk kekasihnya, termasuk membeli dan memberikan produk dan jasa yang kita sediakan.