"Matafora Gereja Tuhan Dalam Korelasinya Dengan Kristus Sebagai Sang Kepala"
  Oleh: Andronikus
Pendahuluan
Dalam tulisan ini diharapkan akan membawa kita kepada pemahaman yang mendalam kepada setiap orang percaya khususnya bahwa keberadaan gereja baik secara khusus (jemaat lokal) dan Gereja yang am (setiap orang percaya) merupakan representasi dari kehadiran Kristus didalam dunia, untuk menuntas misi-Nya di dalam dunia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Metafora merupakan pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.
I. Apa yang dimaksudkan dengan Kristus sebagai "Kepala" Gereja dan Jemaat Sebagai Tubuh Kristus?
Alkitab mengajarkan bahwa Kristus adalah Kepala atas segala sesuatu. Ia adalah Tuhan atas alam semesta, bukan hanya  sebagai Pribadi ke dua dalam Esa yang tiga[1] tetapi juga dalam keadaan-Nya sebagai Perantara, Mat.28:18; Ef.1:20-22; Flp.2:10,11; Why.17:14; 19:16. Dalam pemahaman khusus, Yesus Kristus adalah Kepala Gereja dimana Gereja adalah tubuh-Nya. Ia dalam hubungan yang sangat penting dan hidup dengan dan bersama Gereja, mengisi Gereja dengan hidup-Nya dan mengatur Gereja secara spiritual, Yoh. 15: 1-8; Ef.1:10,22,23; 2:20-22; 4:15; 5:30. Disisi lain, Alkitab juga dengan jelas mengajarkan bahwa Kristus adalah Kepala Gereja, bukan saja dalam hubungan-Nya yang vital dengan Gereja, namun menegaskan juga bahwa Kristus adalah Raja Gereja dan otoritas tertinggi yang ada dalam Gereja. Tuhan Yesus bersabda: " Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya," Matius 16:18.
Sebagai pemegang otoritas tertinggi atas Gereja-Nya, nas diatas menjelaskan bahwa Jemaat di bentuk berdasarkan pola rancangan dari Sang arsitek, yakni Kristus sebagai KEPALA Gereja. Kepemilikian Yesus Kristus atas Gereja-Nya mengharuskan semua bentuk tugas, fungsi, peran gereja sesuai dengan keinginan Sang "Kepala." Kata Ibrani "mishphat" juga diterjemahkan sebagai "sesuai dengan" (Im. 5:10; 2 Taw. 30:16); "menurut" (Kej. 1:26); Â "Persamaan" (Dan. 10:16); "peraturan"Â (1 Taw.6:32).[2] Contohnya: pembuatan bahtera Nuh, mengikuti pola rancangan Allah; Demikian juga halnya dengan Kemah Suci, perkakas, tugas dan pakaian para imam yang berbeda dengan Imam Besar, Â dll.
Senada dengan nas serta pemahaman diatas, Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Kristus adalah kepala atas segala sesuatu. Ia adalah Tuhan dari alam semesta, bukan sekadar sebagai Pribadi kedua dalam Tunggal Tri/ Esa Tri, tetapi juga dalam ke --ADA-an-Nya sebagai pengantara, Mat.28:18; Ef.1:20-22; Flp. 2:10,11; Why. 17:14; 19:16. Dalam pengertian yang sangat khusus, Kristus adalah Kepala Gereja dengan hidup-Nya dan mengatur Gereja secara spiritual, Yoh.15:1-8; Ef.1:10, 22,23; 2:20-22; 4:15; 5:30; Kol.1:18; 2:19;3:11.[3]
Menurut Harun Hadiwijono, dalam bukunya "Iman Kristen," menjelaskan bahwa bagi orang Yahudi, ungkapan "kepala" memiliki arti yang mendalam yakni:
1) Kepala suku atau pemimpin (bdk. Ulangan 28:12,43,44; Hak.10:18; Yes. 9:13). Dalam konteks inilah Rasul Paulus menggunakan ungkapan "kepala" Â Â Â Â dalam 1 Kor.11:3; dan Kol. 2:10.