Mohon tunggu...
Andro Geotan
Andro Geotan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPI Jurusan Multimedia

Hi, I am a Multimedia's Major student in Education University of Indonesia. I upload whatever news i like, and trully usefull for your life. Please, Enjoy it!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembudidayaan dan Kiat Sukses Pekebun Jeruk "Jemas" Menghadapi Masa Pandemi Covid-19

27 Juli 2021   14:29 Diperbarui: 27 Juli 2021   19:21 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jeruk Manis Sabilulungan, atau biasa disebut "JEMAS", salah satu buah jeruk bewarna kuning segar, besar, dengan rasa yang sangat manis. Jeruk seperti ini merupakan jeruk yang paling dicari-cari dikalangan pecinta buah jeruk. Salah perkebunan jeruk yang sukses mengembangkan jeruk tersebut terdapat di Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Perkebunan jeruk tersebut dimiliki oleh bapak Jasa Bagastara G. ST, atau panggilan akrabnya pak Bagas. Beliau mempunyai 12 Hektar tanah perkebunan jeruk siem madu Medan.

Pak Bagas memulai memulai karier sebagai pembudidaya jeruk pada tahun 2013. Sebelumnya, beliau bekerja sebagai agen dan penyalur buah jeruk di pasar Caringin, kota Bandung. Selain itu, Pak Bagas karier-nya dibidang perkebunan jeruk tidak sembarangan, beliau sebelumnya menempuh bangku perkuliahan di Universitas Jendral Ahmad Yani, dengan jurusan Teknik Industri, dan orang tua Pak Bagas bekerja dibidang perkebunan jeruk juga. Jadi, Beliau sangatlah mengenal bidang yang beliau lakoni saat ini.

Pada tahun 2016, Pak Bagas memulai panen pertama jeruk "JEMAS". Hasilnya sangatlah memuaskan Jeruk JEMAS tersebut memiliki kelebihannya tersendiri, dibandingkan jeruk yang lain yang berada di pasaran. Jeruk tersebut segar, bewarna kuning, besar, berasa manis legit, dan organik, terhindar dari zat kimiawi. 

Awalnya, Pak Bagas memasarkan jeruk JEMAS, melalui agen-agen tersendiri, beliau memilih tidak memasarkan jeruk tersebut ke pasar induk, dikarenakan kualitas jeruk JEMAS, sangatlah jauh dibandingkan jeruk di pasar induk. Beliau menjual jeruk JEMAS tersebut bervarisi untuk buah berukuran kecil seharga Rp15.000 per kilonya, sedangkan yang besar seharga Rp 35.000 per kilonya.

Dalam pembudidayaan jeruk JEMAS ini, Pak Bagas selalu menggunakan bibit jeruk yang unggul dan terjamin kualitasnya, sehingga dapat menghasilkan jeruk yang unggul juga. Selain dari bibit yang unggul, beliau juga merawat jeruk dengan intensif, dan teliti terhadap setiap jeruknya. 

Jeruk JEMAS ini, memiliki jangka waktu 10 segarnya, di luar dari 10 hari tersebut, jeruk tersebut sangat bisa dikonsumsi, hanya bentuk jeruk JEMAS tersebut akan mengecil dari jeruk JEMAS segar yang sebelumnya. Berbeda dengan jeruk lain, jeruk JEMAS tidak akan membusuk ketika sudah lewat masa segarnya, jeruk tersebut hanya akan mengecil atau menciut dari bentuk jeruk yang sebelumnya dan masih layak dikonsumsi, dikarenakan penggunaan bibit unggul pada jeruk JEMAS tersebut.

Masa pandemi saat ini, sangatlah berpengaruh terhadap penjualan diberbagai sektor, termasuk sektor perkebunan. Begitu juga hal nya dengan perkebunan JEMAS ini. Dari sektor penjualan, pada masa sebelum pandemi, Pak Bagas menjual lebih dari 200 Ton Jeruk ke Jawa Barat, namun dimasa pandemi penjualan jeruk tentunya berkurang, dikarenakan masyarakat lebih memprioritaskan kebutuhan pokok, ketimbang buah-buahan. 

Namun hal tersebut tidak membuat pak Bagas patah semangat dalam menghadapi pandemi. Walaupun terdampak, Beliau tidak mengurangi kualitas pembudidayaan Jeruk JEMAS, dikarenakan Beliau percaya bahwa pandemi tidak menjadi alasan produsen mengurangi kualitas produk mereka.

Menghadapi masa pandemi, tidak menghalangi Pak Bagas untuk memproduksi buah JEMAS dengan kualitas yang unggul. Walaupun pendapatan Pak Bagas berkurang, beliau selalu memberikan yang terbaik untuk Jeruk JEMAS ini. Pak Bagas selalu meningkatkan kualitas produknya dari tahun ke tahun, agar jeruk JEMAS semakin baik, dicintai konsumen, dan dapat bersaing di pasar global. Berkat kualitasnya yang semakin membaik, di tahun ini Pak Bagas dapat bekerja sama dengan supermarket di Kota Bandung, untuk penjualan Jeruk JEMAS ini. 

Hal tersebut sangatlah membuat Pak Bagas tenang, dan tidak terlalu memikirkan bagian penjualan, dikarenakan beliau bisa berfokus pada proses produksi. Pesan Pak Bagas terhadap pekebun di Indonesia adalah, kita harus memberikan yang terbaik pada buah atau sayur, atau apapun yang kita lakoni, agar kita mendapatkan hasil yang terbaik, dan selebihnya kita serahkan kepada Tuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun