Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

EksperimenPenjara Stanford: Memahami Dampak Situasi terhadap Perilaku Manusia

11 Mei 2025   07:00 Diperbarui: 11 Mei 2025   04:32 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Stanford Prison Experiment  - Spotlight Exhibits (exhibits.stanford.edu)

Salah satu eksperimen paling terkenal dalam dunia psikologi dan sekaligus salah satu yang paling kontroversial adalah Eksperimen Penjara Stanford. Eksperimen ini dilaksanakan oleh seorang psikolog Philip Zimbardo pada tahun 1971 di Universitas Stanford, California, Amerika Serikat. 

Tujuannya sederhana, tetapi ambisius: untuk memahami bagaimana kondisi penjara mempengaruhi perilaku manusia. Zimbardo ingin tahu apakah sifat kejam dan tidak manusiawi dari kehidupan di penjara berasal dari karakter pribadi tahanan dan penjaga, atau dari sistem dan lingkungan yang membentuk perilaku mereka.

Hasil eksperimen ini mengejutkan banyak orang. Dalam kurun waktu yang sangat singkat, hanya berselang enam hari sejak rencana awal 14 hari, para peserta sudah menunjukkan perubahan kepribadian yang drastis. 

Mereka yang berperan sebagai penjaga menjadi semakin otoriter, bahkan sadis, sementara yang menjadi tahanan menunjukkan tanda-tanda tekanan mental dan ketundukan yang ekstrem. Meskipun eksperimen ini akhirnya dihentikan karena alasan etis, hasilnya tetap menjadi bahan diskusi penting dalam dunia psikologi, hukum, pendidikan, dan sistem kepemimpinan.

Latar Belakang Eksperimen

Philip Zimbardo beserta  timnya merekrut 24 orang mahasiswa laki-laki Universitas Stanford dengan kondisi yang sehat fisik dan mentalnya untuk ikut berperan serta dalam sebuah simulasi penjara. Mereka dipilih karena dianggap mewakili masyarakat umum dan tidak memiliki catatan kriminal maupun gangguan psikologis. 

Para peserta dibagi secara acak menjadi dua kelompok: tahanan dan penjaga. Sebuah ruang bawah tanah di gedung Psikologi Stanford diubah menjadi simulasi penjara lengkap dengan sel, koridor sempit, dan sistem pengawasan.

Para penjaga diberi seragam, tongkat kayu, dan kacamata hitam untuk menciptakan kesan kekuasaan dan anonimitas. Sementara itu, para tahanan diberikan pakaian penjara dan hanya dikenali dengan nomor, bukan nama, sebagai bentuk dehumanisasi. Peraturan dibuat ketat, dan para penjaga diberi wewenang untuk menjaga ketertiban tanpa kekerasan fisik.

Awalnya, semua terlihat seperti eksperimen sosial biasa. Namun, tak lama setelah dimulai, situasi mulai memburuk. Peran sosial yang diberikan ternyata sangat kuat mempengaruhi cara peserta bertindak dan berpikir.

Bagaimana Eksperimen Ini Menunjukkan Pengaruh Situasi terhadap Perilaku

Eksperimen ini menjadi bukti kuat bahwa lingkungan sosial dan situasi tertentu dapat mengubah perilaku individu secara drastis, bahkan jika mereka sebelumnya adalah orang-orang yang normal, rasional, dan baik hati.

1. Perubahan Perilaku Penjaga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun