Mohon tunggu...
Andriansyah GalibPutra
Andriansyah GalibPutra Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya untuk tugas

hanya untuk tugas

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

Perkembangan E-Sport dari Waktu ke Waktu

11 Januari 2021   07:42 Diperbarui: 11 Januari 2021   08:37 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
E-Sport. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jamie McInall

Olahraga elektronik, atau yang lebih dikenal dengan istilah eSport (electronic sport), merupakan sebuah istilah yang mengacu pada kegiatan kompetitif para pemain game (gamer) dalam memainkan sebuah video game.

Seiring perkembangannya, eSport menjadi semakin dikenal oleh kalangan luas. Beberapa bahkan menjadikan jenis olahraga tersebut sebagai sebuah profesi dan mata pencaharian utama.

Namun, hal tersebut dirasa masuk akal. Sebab, saat ini, eSport sudah menjelma menjadi sebuah industri yang cukup menjanjikan dari segi karier dan ekonomi.

Dilansir Adanai, kegiatan bermain game (gaming) secara kompetitif sudah ada sejak tahun 1980-an. Saat itu, pernah diadakan sebuah turnamen untuk game berformat 8-bit ciptaan perusahaan Atari yang berjudul "Space Invaders." Kabarnya, turnamen yang satu ini mampu diikuti oleh sekitar 10 ribu partisipan pada saat itu.

Memasuki tahun 1990 sampai 2000-an awal, saat komputer personal (PC) sudah mulai populer di masyarakat, kompetisi eSport yang "sebenarnya" mulai banyak diadakan. Hal ini ditandai dengan diadakannya sebuah turnamen bertajuk "Red Annihiliation", yang secara khusus mempertandingan sekitar 2.000 orang dalam sebuah game first person shooter (FPS) bernama "Quake".

Enggak lama setelah itu, salah satu liga gaming terbesar, Cyberathlete Professional League, didirikan, kemudian mengadakan sebuah turnamen pertamanya yang berhadiah 15 ribu dollar AS ( Rp 214 juta).

Pada saat itu, kompetisi eSport dapat dikatakan lebih terfokus pada game-game berformat FPS, olahraga, serta arkade. Namun, kemudian beragam format game tersebut mulai ditambah dengan kehadiran permainan strategi real-time (RTS).

Tahun 2000-an hingga saat ini mungkin bisa disebut sebagai masa keemasan bagi eSport. Menjamurnya kompetisi-kompetisi berskala besar di banyak negara di dunia seperti World Cyber Games, Electronic Sports World Cup, serta Major League Gaming (MLG) mulai dikenal banyak orang. Hal ini seolah membuat prospek dari eSport terlihat semakin menjanjikan.

Hal ini juga diperkuat dengan industri game yang seperti enggak ada hentinya untuk berinovasi dalam membuat varian game. Tercatat, beberapa game yang terhitung "baru" seperti "Defense of the Ancients" (DOTA), "Warcraft", serta "League of Legends" dapat turut meramaikan perkembangan kompetisi eSport.

Indonesia sendiri rupanya enggak mau ketinggalan dalam urusan yang satu ini. Fanatisme masyarakat Indonesia terhadap keberadaan eSport enggak lagi bisa dipandang sebelah mata. Hal itu dibuktikan dengan kemunculan berbagai nama tim eSport berprestasi yang ada di dalam negeri, di antaranya adalah NXL, Recca Esports, serta EVOS.

Selain itu, wacana tentang akan dimasukkannya cabang eSport kedalam gelaran Asian Games, serta keinginan Presiden Joko Widodo untuk membuat jurusan eSport di Indonesia, semakin mencuatkan nama olahraga elektronik sebagai sesuatu yang relevan untuk dibicarakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun