Mohon tunggu...
Andrian Habibi
Andrian Habibi Mohon Tunggu... Konsultan - Kemerdekaan Pikiran

Menulis apapun yang aku pikirkan. Dari keresahan atau muncul untuk mengomentari sesuatu. Cek semua akun dengan keynote "Andrian Habibi".

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memimpikan Partai Pro Kepemimpinan Perempuan

14 Januari 2018   15:57 Diperbarui: 14 Januari 2018   16:04 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hasil rilis KPU terkait bakal calon kepala daerah. Dapat kita lihat perbandingan jumlah sementara calon kepala daerah untuk pilkada 2018.

Melihat data dengan membandingkan jumlah antara laki-laki dan perempuan. Sungguh politik afirmasi dan dukungan penokohan perempuan masih jauh dari pengharapan kita semua.

Data tersebut bisa kita lihat, untuk Pilgub 85 calon laki-laki dan 5 perempuan. Pilbup, ada 558 calon laki-laki dan 44 calon perempuan. Sedangkan Pilwako, ada 175 calon laki-laki dan 24 calon perempuan.

Data sementara ini, 817 laki-laki berbanding dengan 73 calon perempuan.

Sehingga, ada persoalan yang harus dibahas. Apakah keharusan 30% untuk kandidasi bakal calon legislatif dan kepengurusan disetiap kepengurusan belum mampu menampilkan regenerasi kepemimpinan yang pro kepada perempuan atau penokohan untuk perempuan.

Sehingga, pertanyaan ini mesti dijawab. Apakah partai belum melihat bahwa ada Megawati yang mampu memimpin PDI Perjuangan bahkan mantan Presiden. Ada juga Grace Natali dengan PSI yang sanggup menghadapi tahapan pendaftaran peserta pemilu 2019.

Untuk itu, Partai Politik seharusnya memiliki mekanisme rekrutmen kepala daerah berbasis penokohan.

Maksudnya, setiap calon kepala daerah, harus mengikuti program untuk menjadi tokoh yang di dukung oleh partai selama lima tahun. Kemudian, saat pilkada, para tokoh-tokoh tersebut beradu visi misi untuk mendapatkan rekomendasi. Seperti gaya seleksi bakal calon anggota legislatif ala PSI.

Jadi, program lima tahunan ini menjadi ajah perjuangan kader partai baik perempuan maupun laki-laki. Sehingga peluang perempuan menjadi tokoh lokal daerah terbuka lebar.

Tentu saja, program penokohan ini harus pro *waktu*nya perempuan. Jangan sampai membuat agenda sampai larut malam yang sengaja mendiskriminasi kelompok perempuan. Padahal rapat-rapat dan kerja partai bisa dilaksanakan pada siang hari.

Dengan alasan apapun, politik adalah upaya mencapai tujuan. Laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama sesuai Kovenan Hak Sipil dan Politik yanh diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun