Sabtu, 1 Oktober 2022 menjadi hari yang cukup kelam bagi klub Arema dan para suporternya. Insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang seusai pertandingan Arema melawan Persebaya membuat ratusan orang harus meregang nyawa. Tercatat ada setidaknya 131 orang meninggal karena insiden ini.
Insiden di Stadion Kanjuruhan Malang ini pun menjadi perhatian sepakbola dunia. Ucapan belasungkawa datang dari berbagai pihak, seperti FIFA, klub-klub besar Eropa, sampai para pemain bintang kelas dunia turut bersimpati atas kejadian ini.
Dugaan terkuat penyebab jatuhnya banyak korban adalah adanya insiden desak-desakan, sehingga tidak sedikit yang jatuh terinjak kerumunan, belum lagi efek gas air mata yang disemprotkan polisi membuat banyak suporter pingsan serta meninggal di tempat.
Presiden Jokowi segera mengambil tindakan dengan menghentikan sementara Liga 1 Indonesia untuk diadakan penyelidikan dan evaluasi lebih mendalam.
Hukuman untuk Arema
PSSI selaku lembaga yang mewadahi sepakbola di Indonesia pun meminta maaf atas insiden yang tidak terduga ini. Di sisi lain, pihaknya juga akan memberi hukuman untuk klub Arema FC.
Melalui Komisi Disiplin PSSI menyatakan bahwa tim berjuluk Singo Edan itu dilarang bermain di kandang selama kompetisi Liga 1 musim 2022/2023 bergulir. Stadion besar di Malang sendiri ada dua, yaitu Kanjuruhan dan Gajayana.
Lebih lanjut, PSSI menuturkan suporter Aremania dilarang hadir di setiap pertandingan Arema di manapun itu, atau tanpa penonton.
"Arema FC nantinya harus bermain jauh dari Malang dan tanpa penonton, serta denda 250 juta. Pengulangan terhadap pelanggaran di atas akan dijatuhkan hukuman yang lebih berat," ujar Erwin Tobing selaku Komisi Displin PSSI, dikutip dari liputan6.com, Rabu (05/10/22).
Tidak berhenti disitu, PSSI juga memberikan hukuman untuk Ketua Panitia Pelaksana Arema FC, Abdul Haris dan Koordinator Security Arema, Suko Sutrisno. Mereka berdua dilarang terlibat dalam dunia sepakbola seumur hidup.
PSSI mengatakan hukuman ini hanya terkait prosedur pertandingan, yang mana ada kemungkinan hukuman pidana pada manajemen Arema terkait hilangnya ratusan nyawa di Stadion Kanjuruhan Malang.
Kejadian ini harusnya bisa menjadi pelajaran dan bahan evaluasi bagi kita semua, entah manajemen klub, pasukan pengaman atau suporter agar lebih berhati-hati dalam bertindak, apalagi menyangkut nyawa manusia.