Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kue Putu, Makanan Nenek Moyang yang Kian Terlupakan

12 Maret 2021   21:00 Diperbarui: 12 Maret 2021   20:59 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sajian kue putu dalam piring (sumber: www.resepmasakterbaru.com)

Siapa yang tidak kenal kue putu, jajanan tradisional khas Jawa yang terkenal akan rasa manisnya dan pembuatan yang masih alami serta tradisional. Jajanan ini cukup terkenal jaman dulu hingga tahun 2000an. Bersama penjual sepeda kelilingnya yang identik suara bising seperti bunyi peluit, "ngingggggg".

Lantas kenapa hanya sampai 2000 an, tentu bukan tanpa alasan, bila kita tanya pada anak - anak kelahiran 2000 keatas tentang kue ini, tak banyak yang mereka ketahui.

Tahun 2021 ini, sangat jarang kita temui penjual putu keliling. Zaman telah berubah, yang ada sekarang makanan cepat saji ke barat - baratan, seperti hotdog, hamburger dan pizza. Sulit kita temukan kue putu ini. Kalau pun ada, hanya ditempat - tempat tertentu, bahkan sampai masuk menu restoran.

Waktu dulu, antara tahun 2009 - 2012, dengan uang 500 rupiah, kita sudah bisa menikmati 2 kue putu yang masih hangat dengan rasa manis didalamnya. Sekarang, 1 kue putu sudah dihargai dengan 1.000 rupiah.

Ya, tahun bertambah tahun, kue putu ini semakin mahal dan semakin jarang. Kalau pun ada, sudah sedikit yang mau membelinya, padahal makanan ini tidak kalah enak dengan makanan masa kini.

Anak muda sekarang lebih suka makanan instan. Padahal, kue putu itu termasuk makanan yang menyehatkan juga. Sebelum itu, mari kita simak terlebih dulu sejarah kue putu.

Kue putu sendiri merupakan makanan tradisional dari tanah Tiongkok, tepatnya pada Dinasti Ming. Di Tiongkok, makanan ini bernama "XianRoe XiaoLong" yang artinya kue dari beras berisi kacang hijau lembut yang dikukus dengan bambu.
Tertulis di Chilk Museum (China). Diperkirakan telah berusia 1200 tahun.

Kue putu masuk Indonesia diperkirakan pada masa Kerajaan Mataram. Hal ini tertulis pada Serat Centhini (1814) pada masa Kerajaan Mataram. Menurut penelitian, kue putu ini dibawa oleh pedagang Tiongkok, dan di jual dipasar Nusantara.

Dari situ, penduduk Nusantara mulai belajar membuat kue putu ini hingga sekarang.

Didalam Serat  tersebut dijelaskan tentang Ki Bayu Panutra mengingkan suatu hidangan pendamping berupa serabih dan kue khas Tiongkok yang disebut "Puthu". Inilah sejarah kenapa kue ini disebut kue putu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun