E-commerce adalah kegiatan menjual dan membeli produk di platform layanan melalui internet yang dasarnya menggunakan teknologi seperti transfer internet marketing, transaksi online, dan pertukaran data yang terhubung dalam ruang virtual. Adiningsih (2019) mengatakan Indonesia memiliki wadah komunikasi antar pelaku industri yang bernama Asosiasi e-commerce Indonesia (iDEA) yang menjawab pertumbuhan e-commerce sehingga diperlukan iklim industry sehat dan sarana komunikasi yang terpadu. Tahun 2019, ada 317 perusahaan menjadi anggota iDEA terdiri dari bank, periklanan, directory, infrastruktur, marketplace, online retail, payment gateway, dan travel.
iDEA telah bekerja sama dengan BI dalam memberikan pelatihan 43 kota di Indonesia, tujuan iDEA ini memberikan wawasan ekonomgi digital dan apa yang dilakukan oleh teknologi digital. Peningkatan e-commerce meningkatkan daya jual beli masyarakat secara daring. Dari 2011-2017 terdapat peningkatan pengguna menjadi 143,26 juta dengan penjualan daring 16,83%. Menurut progrestech dalam Adiningsih (2019) ada perbedaan karakter e-commerce:
- Business to business (B2B), adalah jenis e-commerce yang seluruh transaksi dilakukan antar perusahaan. Email dan electronic data interchange (EDI) adalah wadah yang sering digunakan, contohnya adalah Bizzy yang menyediakan perlengkapan ATK.
- Business to consumer (B2C), adalah jenis yang semua transaksinya dilakukan antara perusahaan dan konsumen dan memiliki pertumbuhan yang signifikan. Contohnya lazada, blibli.com, zalora, dll.
- Consumer to consumer (C2C), yang transaksinya dilakukan antar konsumen dan transaksi dilakukan melalui pihak ketiga. Contohnya bukalapak, tokopedia, berniaga, dll.
- Consumer to business (C2B), yang transaksinya antar konsumen dalam hal sebagai pelaku dan perusahaan sebagai pemakai jasa dengan kata lain individu menyediakan jasa untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Contohnya adalah istockphoto.com, dll.
- Business to administration (B2A), yang transaksinya antar perusahaan dan administrasi public. Layanan sepertinjaminan fiskal, sosial, dan hukum. Contohnya pajak.go.id, Allianz.com.
Potensi e-commerce di Indonesia memiliki peluang yang besar setidaknya bernilai $8 M gross merchandise value GMV didorong oleh 30 juta pembeli baik dari e-tailing atau social commerce, selain itu e-commerce memiliki potensi ekonomi yang besar, tahun 2018 menampilkan 7 dari 10 e-commerce adalah pebisnis local dengan situs yang paling sering dikunjungi ialah tokopedis, bukalapak, lazada, shopee, dan blibli. Adiningsih (2019) menyebutkan E-commerce memiliki manfaat sebagai berikut:
- Kenyamanan sebagai utama karena transaksi 24 jam perhari tanpa interaksi bisnis dan bisa dilakukan dimanapun;
- Menghemat waktu;
- Akses cepat karena informasi yang cepat;
- Nyaman karena dapat dilakukan di rumah;
- Pelanggan dapat memberikan saran dan komentar dimanapun berada;
- Semua perusahaan dapat berkompetisi pada level yang sama;
- Biaya stok dan produksi dapat dipotong melalui penawaran yang lebih kompetitif.
Selain manfaat, e-commerce memiliki tantangan yaitu:
- Ancaman hacker mengganggu informasi yang dikirim oleh supplier;
- Kompetisi yang ketat untuk penjual;
- Penjualan terbatas karena proses jual beli baru akan terjadi jika pembeli membeli produk melalui internet;
- Ketidakmerataan jaringan internet;
- Satu pembeli dapat mempengaruhi pembeli lain dengan merusak citra seperti komentar dsb;
- Konsumen atau pembeli tidak mengetahui produk asli atau palsu.
Mckinsey menyebutkan Indonesia seperti China tahun 2010 dengan PDB, jumlah internet sama, dan pasar e-commerce  dapat tumbuh 7 kali lipat hingga 2022. Di kawasan ASEAN, Indonesia memimpin nilai transaksi e-commerce  dengan nilai $1,7 M tahun 2015 yang meningkat 94% menjadi $12,2 M tahun 2018 dan diproyeksikan akan tumbuh menjadi $53 M tahun 2025. Tiga startup e-commerce yang menjadi unicorn yaitu lazada, shopee, dan tokopedia berperan dalam perdagangan elektronik dengan pasar dan produk yang luas.
E-commerce adalah salah satu dalam meningkatkan PDB dan tentunya harus dimitigasi segala kemungkinan yang terjadi untuk mencegah fraud yang merugikan konsumen.
                                                             Daftar Pustaka
Â
Â
Adiningsih, Sri. 2019. Transformasi Ekonomi Berbasis Digital di Indonesia. Jakarta: Gramedia.