Dalam pidato G20, Warjiyo (2022) menyebutkan  ada 3 isu yang merupakan tantangan yang ada di Indonesia yaitu:
1. Ketidakseimbangan ekonomi global yang diawali dari pasca covid hingga 2022 yang disebabkan oleh ketidakmerataan negara dalam recovery pasca covid seperti negara berkembang yang tidak semua mampu memvaksin rakyatnya, kebijakan fiskal dan moneter yang terbatas, dan terbebani hutang. Ada 3 tantangan dalam pemulihan ekonomi global, yaitu:
- Dampak dari normalisasi kebijakan negara maju, FED sudah meningkatkan suku bunga global dan persepsi risiko global yang mengakibatkan negara berkembang sulit dan meningkatnya ketidakpastian;
- Dampak dari covid terhadap sektor real (scarring effect), yang berdampak terhadap pemulihan usaha, penyaluran kredit, dan transformasi di sektor real dan UMKM, serta ekonomi hijau;
- Ketegangan geopolitik (Rusia dan Ukraina), yaitu kenaikan harga komoditas global seperti minyak dll yang meningkatkan inflasi, gangguan mata rantai dan pasokan global yang berisiko merendahkan pertumbuhan ekonomi, serta jalur keuangan yang berisiko penarikan aliran modal ke negara berkembang termasuk di Indonesia,
2. Posisi Indonesia untuk mengajak recover together, recover stronger, di jalur keuangan ada 6 yang diperjuangkan:
- Normalisasi kebijakan fiskal dan moneter, agar direncanakan dan dikomunikasikan dengan baik;
- Mengatasi scarring effect dengan mendorong investasi;
- Digitalisasi sistem pembayaran, reformulasi regulasi dalam membentuk digitalisasi keuangan termasuk di daerah dan mengembangkan cross border keuangan;
- Green economy dan sustainable, agar ekonomi dapat dirasakan jangka panjang;
- Ekonomi dan keuangan inklusif termasuk untuk wanita dan millennial;
- Perpajakan internasional,
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stimulus ekonomi di Indonesia termasuk ketahanan sistem keuangan yang kuat.