Mohon tunggu...
andri
andri Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis dan ekspresi diri

Biodata Penulis

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Ada Apa Dengan Asrama Panti Tuna Netra SLBN-A Cimahi?

12 Oktober 2021   11:41 Diperbarui: 12 Oktober 2021   11:53 1896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Asuh Panti Titian Bangsa

Pagi itu, anak-anak asrama panti tuna netra beraktivitas sehari-hari. Ada yang bersiap sekolah, membereskan kamar, sarapan dan lain sebagainya. Akan tetapi bagi mereka, aktivitas hari ini jauh berbeda dengan apa yang mereka rasakan beberapa bulan yang lalu. Tidak ada canda tawa, yang ada hanya suasana tegang dan penuh kekakuan. Bagi anak-anak tuna netra ini, mereka kehilangan fitur ibu yang selama ini mengasuh mereka.

Saat ini, pengasuhan asrama panti tuna netra SLBN-A Cimahi masih menjadi polemik. 9 tahun yang lalu asrama panti tuna netra SLBN-A Cimahi dikelola oleh Yayasan Wiyata Mandiri, yang berisikan guru-guru SLBN-A Cimahi yang peduli dengan pengasuhan anak-anak asrama tuna netra. Sayangnya pengelolaan yayasan tidak berjalan baik sehingga berdampak pada kelancaran operasional asrama. Pengurus Yayasan Wiyata Mandiri yang notabene adalah pengajar di SLBN-A Cimahi tidak berhasil menjalankan operasional yang berdampak pada pengasuhan yang terbengkalai.

Dengan inisiatif menyelamatkan pengasuhan anak-anak tuna netra di SLBN-A Cimahi, seorang relawan, Yulianti Rahayu, bersama beberapa guru di SLBN-A Cimahi mendirikan LSM Titian Bangsa. Pendirian LSM ini bertujuan untuk penyelamatan kehidupan anak-anak asrama tuna netra yang terbengkalai dari asuhan Yayasan Wiyata Mandiri. Yulianti mengambil peran sebagai ibu dari anak-anak tuna netra dalam pengasuhan nya. Di sisi lain, LSM Titian Bangsa berhasil menggalang donasi sehingga mampu menjalankan roda kehidupan di asrama SLBN-A Cimahi. Selain mampu mandiri secara operasional, bahkan LSM Titian Bangsa mampu menggalang donasi CSR untuk perbaikan asrama putra dan putri, menggaji ASN yang bertugas menjadi pendamping siswa hingga memberikan subsidi sembako staf maupun pengajar SLBN-A Cimahi pada saat diminta oleh pihak SLBN-A Cimahi.

Keberadaan asrama dengan pengasuhan LSM Titian Bangsa mengangkat derajat SLBN-A Cimahi sebagai salah satu SLB Negeri yang memiliki asrama terbaik. Bahkan tidak jarang SLBN-A Cimahi menerima siswa dari luar kota Cimahi karena adanya fasilitas asrama yang didukung oleh LSM Titian Bangsa. Beberapa siswa berasal dari dalam Jawa Barat maupun luar Jawa Barat bahkan hingga NTT dan Sumatera Utara.

Sayangnya, cerita manis kerberadaan LSM Titian Bangsa dalam mengelola asrama tuna netra SLBN-A Cimahi tidak berlangsung lama. Setelah kurang lebih 5 tahun dalam asuhan LSM Titian Bangsa, tiba-tiba saja pengelolaan asrama tersebut diambil alih kembali oleh Yayasan Wiyata Mandiri. Dengan segala argumen administratif nya, pihak SLBN-A Cimahi seolah menutup mata dengan apa yang telah dilakukan oleh Yulianti dalam memperjuangkan kehidupan anak-anak asrama panti tuna netra tersebut. Ibarat habis manis sepah dibuang, segala prestasi yang selama ini diraih oleh Yulianti maupun LSM Titian Bangsa dan dipersembahkan kepada SLBN-A Cimahi, tiba-tiba gugur dan harus menyerahkan pengasuhan kepada yayasan yang secara prestasi belum teruji.

Mediasi telah diupayakan oleh berbagai pihak. LSM Ummi Maktum Voice berupaya membantu mempertemukan pihak SLBN-A Cimahi dengan LSM Titian Bangsa. Akan tetapi upaya tersebut belum memberikan hasil. Keinginan LSM Titian Bangsa untuk independen melakukan pengasuhan tanpa intervensi pihak lain termasuk sekolah dan Yayasan Wiyata Mandiri, ditampik oleh pihak SLBN-A Cimahi dengan dalih LSM Titian Bangsa harus ada di bawah kendali SLBN-A Cimahi, termasuk upaya mengetahui pengelolaan keuangan serta donasi LSM Titian Bangsa yang notabene adalah organisasi independen di luar struktur organisasi SLBN-A Cimahi.

Cerita semakin pahit, karena akibat penggulingan tersebut, Yulianti yang selama ini menjadi ibu dari anak-anak asrama harus menderita karena tiba-tiba harus kehilangan kasih sayang nya. Bahkan Yulianti harus terbaring lemah di Rumah Sakit akibat digerogoti penyakit karena beban fikiran nya. Disisi lain, anak-anak asrama panti tuna netra saat ini kehilangan figur ibu yang selama ini mengasuh mereka. Anak-anak tuna netra menjadi tumbal dari polemik ini.

Masih adakah hati nurani dan keadilan di negeri ini? Wallahu a'lam bishawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun