"...ke depannya siapapun pemimpin Jakarta berhenti menyalahkan atau mencari alasan saat banjir tiba, warga sudah pintar."
Zita manyatakan bahwa ia sudah meneliti terkait banjir yang terjadi di DKI Jakarta. Dan kesimpulannya,
"Banjir itu solusinya konkret, yaitu pembenahan infrastruktur banjir. Saya ketua pansus banjir sudah teliti itu semua bersama para pakar dan rekomendasi lengkap sudah kami serahkan sebelum musim hujan tiba. Jadi solusi banjir itu bukan cari-cari alasan atau menyalahkan tapi kerja nyata."
Nah, jelas ya. Ibu Ketua Pansus Banjir yang separtai dengan Pasha sudah menegaskan, yang diperlukan adalah: Kerja Nyata. Dan ini senada dengan argumentasi Giring.
Kita kembali ke Pasha,
Lalu sampailah ia pada kesimpulannya tentang "tuduhan" Giring,
"Kata kapabilitas yg bro sampaikan ini sangat 'bias' dan tidak tepat sebab persoalan Jakarta tidak hanya banjir. Hari ini ada pandemi,ada persoalan kemiskinan baru dampak dari pandemi ada persoalan pemulihan ekonomi ada persoalan pembangunan juga pembenahan serta dekorasi kota yang jg tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Semua harus diselesaikan setidaknya secara linier/paralel."
Ya memang, semua juga sudah tahu bahwa masalah kota (negara) itu multi-dimensional, pelik, dan oleh karenanya butuh pemimpin yang kapabel. Begitu khan?
Kemudian ini pendapat akhir Pasha,
"Kalau kemudian persoalan banjir melahirkan pendapat terkait kapabilitas secara menyeluruh saya pribadi tidak sepakat. Selaku pemimpin partai di Republik ini sejatinya saudaraku Giring harus lebih bijak melihat situasi bangsa kita yang sedang 'sakit' & 'sulit'."
Ya okelah, setuju, siapa pun mesti bijak menghadapi setiap persoalan. Mengenai ketidaksepakatan Pasha terhadap pendapat Giring pun ya sah-sah saja. Bebas, demokrasi kok. Tetapi...