Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mafia Migas, di Manakah Engkau Berada?

26 Februari 2020   15:17 Diperbarui: 26 Februari 2020   15:17 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Mafia Migas, Dimanakah Engkau Berada?*

Oleh: *Andre Vincent Wenas*

Emas hitam. Itu sebutannya untuk komoditi yang selama ini membuat roda berputar. Roda apa saja. Lantaran besaran fulus yang terlibat di dalamnya.

Soal warna hitam ini Ford sang mogul otomotif dunia dulu pernah kasih 'pilihan', "...you can choose any color you like as long as it is black!" Bagaimana bisa memilih kalau tidak ada pilihan?

Plesetannya, dunia hitam di belakang bisnis emas hitam itu nyata ada. Tak ada pilihan, lawan!

Kali ini kita mau dongengan, bukan soal otomotif, tapi soal hitamnya bisnis emas hitam. Soal mafia migas di belakang layar. Layar apa?

Layar narasi besar maupun kecil yang sedang bikin polusi wacana di republik ini. Tanpa hati nurani mereka telah dan sedang mengacak-acak akal sehat publik.

Arena main para mafia migas memang mesti dibikin hitam, gelap gulita. Bergerak dalam temaram, tersembunyi, klandestin, pake tangan orang, surrogate-groups, kaki-tangan, boneka, pengusaha komprador atau apalah namanya.

Saking gelap konstelasinya, siapa pun yang nekat berburu di situ, niscaya terbentur bahkan terjerembab. Dihabisi.

Kaki-tangan mereka bertebaran dimana-mana. Arena politik tentu jadi panggung utama dimana boneka dan surrogate-groups para mafia migas ini memainkan perannya.

Mulai dari level elit yang memang diskenariokan untuk duduk di kursi empuk kementerian, kepala daerah, anggota dewan, ketua partai, ketua asosiasi, kursi direksi dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun