Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Money

Memimpin dan Menggerakkan Perubahan Organisasional

27 Januari 2020   00:08 Diperbarui: 27 Januari 2020   00:14 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Memimpin & Menggerakkan Perubahan Organisasional*

Oleh: *Andre Vincent Wenas*

Dengan munculnya banyak kesempatan baru di dalam bisnis, banyak pelaku usaha yang mulai merencanakan untuk melakukan ekspansi ke beberapa usaha baru. Konsekuensinya, organisasi perusahaan mesti disesuaikan (dirubah) untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang baru. 

Namun, seiring dengan itu tak jarang manajemen mulai merasakan munculnya keengganan dari anggota lainnya untuk ikut berubah. Padahal, perubahan ini adalah untuk kebaikan bersama. Bagaimana para pemimpin bisnis mesti mengelola perubahan ini?

Pada dasarnya setiap orang ingin kemajuan. Namun sayangnya tidak semua orang menginginkan perubahan. Ini paradoksal tentu saja, karena tidak ada kemajuan tanpa perubahan. Yang terakhir merupakan prasyarat bagi yang pertama. Untuk bergerak maju, seseorang harus berpindah dari satu titik ke titik lain di depannya. Begitu seterusnya dengan gerakan dinamis spiral ke atas.

Menggerakkan Perubahan.

Dalam menginisiasi perubahan organisasional, Kurt Lewin (Field Theory in Social Science, 1951) mengusulkan 3 fase besar proses perubahan demi menggerakan organisasi dari keadaan sekarang menuju masa depan, yakni: 1) Unfreezing (Mencairkan/mengurai kebekuan), 2) Changing (Perubahan), 3) Refreezing (Memantapkan/menyatukan kembali).

Dalam upaya mencairkan atau mengurai kebekuan organisasional, pertama-tama adalah dengan membangkitkan kesadaran (awareness) dari orang-orang kunci (biasanya 2 sampai 3 lapis di bawah Anda), lalu mempersiapkan mereka untuk proses perubahan. Sosialisasi proses perubahan bisa terus dikomunikasikan dalam tiap kesempatan, apakah itu pertemuan formal maupun informal. Biarkan inisiatif perubahan itu menjadi buzzwords (sesuatu yang jadi bahan pembicaraan) di kantin perusahaan maupun di koridor dan di dalam ruang rapat. Pendeknya, di mana pun karyawan itu berada.

Setelah suasana relatif mulai mencair, proses perubahan mulai digerakkan ke arah yang baru. Ini menyangkut perilaku (behavior) dari tim manajemen. Perilakuya mesti sesuai dengan pola yang baru: 1) Compliance, tindakan tim manajemen sesuai dengan arah kebijakan yang baru. 2) Identification, di mana para anggota organisasi bisa melihat para pimpinan sebagai acuan (role-model) dari gerakan perubahan. Sehingga mereka bisa mengadopsi hal yang baru dan mencoba menjadi seperti yang dicontohkan. 3) Internalization, di sini konsistensi sikap dan perilaku jadi kata kunci. Menginisiasi proses perubahan jangan sekedar panas-panas tahi ayam saja.

Lalu fase terakhir adalah pemantapan kembali (refreezing). Fase ini mulai tatkala perilaku yang baru telah mulai menjadi suatu kebiasaan hidup organisasi yang normal.

Beberapa kiat untuk memulai dan mengelola suatu proses perubahan: 1) Kembangkan sasaran atau tujuan yang baru, libatkan orang-orang kunci (bahkan seluruh anggota organisasi) dalam prosesnya. 2) Pilih agen-agen perubahan dalam organisasi yang bisa menciptakan suasana kondusif. 3) Diagnosa masalah yang muncul, identifikasi apa masalah kuncinya. 4) Pilih cara (metodologi) manajemen perubahan yang paling pas dengan situasi organisasi Anda sendiri. 5) Susun sebuah rencana (unsurnya: tujuan, target antara, sumber-daya yang dibutuhkan, dan rencana waktunya). 6) Yang dekat dengan rencana adalah penentun strategi perubahan. Ini soal kapan, di mana, dan bagaimana rencananya. Waktu yang tepat (timing) sangat berperan dalam keberhasilan, bagaimana pesan perubahan itu dikomunikasikan dan bagaimana kemajuan dalam implementasi akan dimonitor juga perlu ditentukan secara bijaksana. 7) Implementasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun